Hal-Hal Berbahaya (Ikatan Darah Buku 3)

Hal-Hal Berbahaya (Ikatan Darah Buku 3)
Amy Blankenship


Hal-Hal Berbahaya
Seri Ikatan Darah Buku 3

Amy Blankenship, RK Melton
Translator: Yosef Andreas

Hak Cipta© 2012 Amy Blankenship
Edisi Kedua Diterbitkan oleh TekTime
Semua hak cipta dilindungi.

Bab 1
Envy mondar-mandir di kamarnya dan mengepak beberapa barangnya ke dalam koper kulit hitam. Dia berhenti dan memelototi kakaknya karena menyadari kakaknya sedang membongkar barang-barangnya setiap kali dia hendak menambahkannya. Kakaknya telah membuntutinya sejak dia pulang dan dia mulai benar-benar frustrasi dengannya.
“Hentikan,” bentak Envy seraya merampas beberapa pakaian darinya dan melemparkannya kembali ke dalam koper. Dia menyibakkan rambut merah panjangnya ke bahu dan menatapnya penuh peringatan.
“Pindah sungguhan? Kamu baru saja mengenalnya selama … seminggu? Kamu yakin ingin melakukan ini?” ulang Chad layaknya sebuah mantra.
“Jawabannya masih sama Chad,” tukas Envy mantap, dan heran perlu berapa kali lagi dia harus mengulangnya hingga akhirnya kakaknya mengerti. Dia menatapnya lekat, dan memperlakukannya seperti seorang anak bodoh, lalu mengulang kembali kalimat tersebut dengan sangat lambat, “Aku ingin pindah ke tempat Devon, dan itulah yang akan aku lakukan.”
“Darimana kamu bisa yakin kalau dalam seminggu atau sebulan ke depan, dia tidak akan mencari wanita lain dan mencampakkanmu?” tanya Chad dengan putus asa.
“Dia tidak akan begitu.” Envy terus mengepak, mencoba menghalau perasaan mengganggu bahwa dia meninggalkan kakakknya. Kakaknya sudah dewasa, ditambah lagi dia seorang polisi.
“Jelas kamu tidak tahu tentang itu. Maksudku, dia menari setengah telanjang setiap malam di kelab dan kamu akan tersangkut di balik bar menyajikan minuman bagi para pria mesum,” seru Chad siap menjambak rambutnya. Apa yang sebenarnya dia inginkan adalah berteriak kepada adiknya untuk tidak terlibat dalam sesuatu yang berbahaya … bersama seorang yang sama berbahayanya.
Envy berhenti mengepak dan menatap satu-satunya saudara yang dia cintai namun siap untuk mencekiknya. “Satu, aku tahu dengan pasti. Dua, dia mungkin setengah telanjang, namun dia tampak menarik seperti itu. Tiga, aku akan menari bersamanya di dalam kandang. Dan yang keempat,” dia bersandar lebih dekat seolah ingin berpisah dengan sebuah rahasia kecil yang kotor, “kamu benar-benar perlu melampiaskan syahwat.”
Chad memelototi adiknya, “Aku tidak butuh bercinta.” Dia menggeram ketika adiknya menaikkan alis terhadapnya.
“Ya, kamu perlu.” Dia menarik laci dan mengambil beberapa lingerie minim.
“Tidak, tidak perlu.” Chad membanting tutup koper sebelum Envy bisa menambahkan isi benda yang tadinya hanya sebagai tas semalam.
“Ya, kamu perlu.” Envy menggoyang-goyang lingerie di mukanya seolah ingin menegaskan.
“Tidak, aku tidak memerlukannya.” Dia merampas pakaian dalam itu dari tangan adiknya.
“Kamu memang tidak memerlukannya.” Mata Envy menyipit marah.
“Ya aku memerlukannya.” Chad terhenya lalu meninju ke udara dengan tangan penuh lingerie. “SIALAN!”
Devon sedang bersandar di dinding ruang tengah, kakinya menyilang dan tangannya dimasukkan ke dalam kantong celana jins… mencoba untuk tidak tertawa. Perdebatan mereka mengingatkan dirinya akan hubungan dengan para saudaranya tersayang.
Dia bisa mengerti kalau Chad sangat memperdulikan Envy, dan karena itu, dia tidak akan menyela mereka. Chad melakukan apa yang terbaik … dengan menjadi sosok kakak laki-laki seorang gadis berambut merah. Tidak, dia tidak akan menghentikan mereka, namun dia rela membayar hanya untuk menonton hal itu.
Devon tertawa keras lalu mencoba menutupinya dengan pura-pura batuk. Seorang mengetuk pintu dan mata biru esnya menyipit penasaran siapa yang datang mengunjungi kedua bersaudara tersebut sebelum subuh.
“Devon, bisa tolong lihat siapa itu?” seru Chad.
“Tentu,” jawab Devon beranjak dari tembok sebelum berjalan menuju pintu masuk. Saat membuka pintu, dia menyeringai melihat respon terkejut di wajah Trevor. “Halo Trevor, lama tidak bertemu.”
Sesuai yang dijanjikan, Trevor datang untuk berbicara dengan Chad tentang apa yang telah dilihatnya di gereja. Hal terakhir yang diharapkannya adalah melihat Devon Santos yang membuka pintu. Karena tidak bisa mengontrol emosinya, Trevor langsung mengepalkan tinjunya dan menghantam si jaguar tepat di hidungnya … dengan sangat keras.
Devon terhuyung dan menyeka darah dari hidungnya. Dia melihatnya dan bangkit kembali menghadapi Trevor, memperlihatkan giginya. Sebelum Trevor bisa bergerak, Devon menjegalnya keluar dari pintu ke arah halaman depan.
Pakaian yang mereka kenakan sobek dan jatuh saat keduanya berubah ke bentuk hewan. Devon berputar mengitari Kodiak dan mengaum dengan suara jaguar yang nyaring. Trevor mengaum dan berdiri tegak sembari mencoba menerkam jaguar yang menempel di punggungnya.
Di dalam, Chad dan Envy mendengar auman Devon dan berlari menuju pintu depan. Mereka terpaku ketika melihat Devon bertarung dengan seekor beruang besar tepat di halaman rumah. Sang polisi segera bersyukur mereka tinggal jauh dari para tetangga.
Chad mengontrol mentalnya, mematikan semua emosinya. Ada sesuatu yang klik di dalam dirinya yang selalu membuatnya tenang dan dingin … bahkan di tengah baku tembak. Meraih sarung pistol di pinggang kanannya, Chad menarik pistol dan menembakkannya sekali ke udara untuk menarik perhatian mereka. Dia ketakutan ketika itu tidak mengusik keduanya dan bahkan dia sendiri terkena pukulan pada lengan kiri.
“Beri tahu dahulu sebelum kamu menembakkan benda itu!” teriak Envy sembari menutupi telinga kanannya, ngeri akan bunyi nyaring itu.
Zachary keluar dari mobilnya dengan helaan nafas panjang dan memandangi kedua bocah yang sedang berkelahi. Sekali lagi, sebuah kepala dingin harus ikut campur. Dia menyeringai karena tidak ada yang akan menggunakan kata dingin untuk mendeskripsikan dirinya. Mengangkat tangannya, dia menembakkan gelombang panas mengarah ke kedua perubah wujud tersebut, membuat mereka terpental ketika sebuah lontaran api melintasi halaman dan memisahkan mereka.
“Kalau kalian berdua tidak ingin bulunya hangus, lebih baik kalian kembali ke wujud manusia dan berpura-pura punya akal sehat,” Zackary memperingatkan sementara lidah api lainnya mulai menyala dari tangannya. “Apa kalian berdua akan betingkah dewasa atau kekanak-kanakan, karena itu tidak ada bedanya bagiku?” dia tersenyum dingin sementara lidah api semakin meninggi menjulang mengincar targetnya.
Karena tahu Zackary akan melakukannya, Trevor kembali ke wujud asalnya dan menatap lidah api yang menjilat-jilat itu. Hanya melihat seorang pria yang telah merebut Envy dari dirinya telah memacu tekanan darahnya sehingga dia harus berkonsentrasi hanya untuk mempertahankan wujud manusianya.
Devon kembali normal namun tetap siaga, karena tidak mempercayai Trevor. Perhatiannya teralihkan sejenak karena suara nyaring dari Chad “Syukurlah” dan segera memalingkan pandangannya ke arah kedua bersaudara. Melihat Envy terbelalak akan Trevor… yang sekarang telanjang, Devon menggeram untuk menarik perhatian Envy kembali ke tempat seharusnya … dirinya.
Envy memijat pelipisnya sekarang karena kedua lelaki itu telanjang, untungnya hanya dengan luka ringan. Devon telah menunjukkan seberapa cepat manusia jejadian menyembuhkan diri sehingga dia tidak bisa memahami seberapa buruk luka tersebut menurut pandangan manusia. Pandangan Envy tertuju pada Trevor, masih terkejut bahwa dia telah berkencan lama dengan manusia beruang dan tidak tahu akan hal itu..
Trevor menyeringai menikmati fakta bahwa geraman Devon murni karena cemburu … pantas untuk jaguar itu.
Chad berkedip penasaran siapa yang memecah konsentrasinya. Biasanya yang paling tenang dalam situasi buruk, dia menarik nafas dalam dan maju. “Ini rumahku, jadi ikuti aturan mainku. Envy tinggal di sini denganku, dan siapa pun yang bukan manusia silahkan pergi.” Dia mencoba menutup pintu namun Envy menghentikannya.
“Tidak tanpa pasanganku,” geram Devon mencoba menghilangkan efek gema yang dia dapatkan. Sial, siapa sangka kalau Trevor begitu kuat? Sebuah pengetahuan yang tidak cocok dengannya.
“Kenakan pakaianmu,” Envy cemberut dan mengalihkan pandangannya ke Zackary. Tampaknya dia dan Trevor bersaudara, warna mereka begitu mirip. Satu-satunya perbedaan adalah Zackary punya rambut yang pendek dan sedikit lebih tinggi. “Oke, aku tadi siapa mereka … tapi siapa kamu?”
Zackary membungkuk elegan, “Kamu bisa menyebutku seorang penjaga,” dia tersenyum dan apinya menghilang. “Penjaga dari manusia dan makhluk paranormal,” dia membetulkan dan memandangi Trevor. “Kamu tidak memberitahunya apapun?”
“Tidak, dia tidak bilang apapun,” sembur Envy kepada Trevor dengan pandangan menjijikkan lalu mengalihkan perhatiannya kembali ke Zackary. “Penjaga? Apa tepatnya maksudmu? Dan apakah kamu dan Trevor bersaudara?” Tanyanya.
“Itu berarti kita saling melindungi kedua pihak,” jawab Trevor lalu menambahkan, “Dan tidak. Terkait keluarga, aku tidak punya.”
“Oh, sekarang kamu penuh informasi,” gumam Envy.
“Aku mencoba memberitahumu,” Trevor mengingatkannya sementara dia mengenakan celana cadangan yang dilemparkan Zachary. “Bukan salahku kamu tidak mendengarkan.”
Bibir Envy hendak memberitahunya namun terhenti … bersalah teringat kembali malam terakhir dia melihat Trevor. Dia memberitahunya bahwa dia punya urusan dengan C.I.A. namun Envy tidak mempercayainya. Dia bahkan menembaknya dengan taser karena mengira dia cukup bodoh akan percaya dengan kebohongan itu. Namun kembali lagi, bagaimana cara dia meyakinkan perempuan itu sedangkan dia sendiri menari provokatif dengan wanita lainnya?
Di sisi sebaliknya … dia memberitahunya kalau itu untuk menyamarkan pekerjaan aslinya. Envy mengkerutkan kening akibat sakit kepala dan menyimpulkan kalau Trevor jauh lebih brengsek dari bayangannya karena membuatnya memikirkan hal ini.
Chad mengawasi jaguar sebelum masuk ke dalam. Beberapa detik berikutnya dia keluar dengan pakaian jins dan melemparkannya ke Devon.
“Kami tidak membutuhkan bantuanmu,” tukas Devon sembari mengancingkan jins lalu menuju Envy dan merangkul pinggangnya.
“Oh ya? Aku menyelamatkan saudarimu sementara kamu sibuk merebut pacarku,” balas Trevor sebelum mengalihkan kembali pandangan panasnya ke Envy.
Envy menatap tajam mata perak kebiruan Trevor. Dia masih bisa melihat luka di balik itu dan membuat jantungnya tidak nyaman. Dia tidak membencinya sama sekali. Nyatanya, dia masih mencintai Trevor… namun tidak seperti dia mencintai Devon. Bibirnya terbuka mencoba menjelaskan, namun Devon memotongnya.
“Mengapa kamu ke sini? Kamu mengikuti kami?” tanya Devon, tidak menyukai fakta bahwa Trevor tetap mengawasi Envy. Dia telah membuat pilihan dan Trevor perlu menyadari fakta kecil itu sebelum dia terluka karenanya.
“Sebenarnya, dia datang kesini menemuiku,” ucap Chad setenang mungkin. Beralih ke adiknya, dia menarik tangannya lembut sembari melihat Devon melalui bahunya. “Kalau kamu tidak keberatan, aku butuh waktu khusus bersamanya sebentar.”
Segera setelah Devon melepasnya, Chad menarik adiknya ke dalam rumah dan menutup pintunya. Dia bahkan harus menahan diri untuk tidak mengunci pintu. Di samping itu, setelah apa yang baru saja dia lihat di halaman rumah, gerendel pintu tidak akan ada fungsinya.
“Kamu yakin tidak mau tinggal di sini semalam lagi? Demi kewarasanku?” dia memohon, meskipun dia tahu dia akan kehilangan kendali hidupnya beberapa waktu sebelumnya.
Envy memberikan pelukan yang diharapkan kakaknya, lalu melangkah mundur untuk menatapnya, “Aku tidak bisa. Kamu lihat sendiri apa yang terjadi di gereja malam ini. Semua orang berpencar, sehingga Warren mencoba mengadakan rapat di pagi hari.”
Dia melihat sekilas ke pintu saat pikiran lainnya melayang. “Lagi pula, tinggal bersama mereka mungkin adalah tempat teraman untuk saat ini. Faktanya, aku akan meneleponmu mengenai waktu diadakannya rapat dan entah tempatnya di Moon Dance atau Night Light. Aku ingin meminta tolong. Bawa Trevor dan bocah api itu ke rapat, karena jika apa yang kudengar adalah kenyataan … kita akan memerlukan semua bantuan yang ada.”
“Vampir?” tanya Chad kembali ke mode polisi bahkan saat dia menggosok punggung lehernya dimana rambut halus telah memutuskan untuk menetap di situ.
Envy mengangguk, mengerutkan kening, lalu menggeleng kepalanya, “ya para vampir, nm juga ada setan yang kabur dan…”
Chad meraih dan merangkulnya, “Setan? Tidak ada siapa pun yang membahas soal setan!”
Envy menarik napas lalu mengangguk, berharap apa yang akan dikatakannya membuat kakaknya merasa lebih baik, “Ya, setan. Kabar baiknya adalah kita memiliki dua malaikat di sisi kita.” Dia memberikan senyum lemah berharap dia tidak pingsan.
“Para malaikat?” Chad melepasnya dan bersandar ke dinding, “Syukurlah.”
“Tepat sekali,” angguk Envy menyaksikan kakaknya menysir rambut kepalanya dengan tangan seolah ingin menjambaknya. “Sekarang kamu berurusan dengan Trevor. Bisa tolong aku lakukan itu? Bawa dia dan Zackary ke rapat besok.” Dia menggigit bibir bawahnya tidak ingin berlama-lama. “Dan sebagai gantinya, aku tidak akan membawa barang-barangku malam ini … jika itu membuatmu merasa lebih baik.”
Chad mengangguk dan tersenyum kecil, “Sepakat.”
Dia membuka pintu dan keluar berdua namun mereka terhenti melihat Zackary berdiri diantara kedua pria dengan tangan berapi diarahkan ke keduanya.
“Oh sayang, kita pergi,” ucap Envy dan bergegas keluar pintu menyambar lengan Devon dan langsung menuju mobilnya.
Trevor mulai mengikuti namun Zackary menghentikannya, “tahan dulu, sang pencinta. Kita perlu berurusan dengan kakaknya terlebih dahulu.”
“Mari masuk dan aku akan menyeduh kopi,” tawar Chad, diikuti dengan helaan lega ketika Trevor berbalik dengan marah dan mengikutinya masuk ke rumah seperti seorang lelaki yang sedang menjalankan misi. Dia mengangguk saat Zackary mengikuti Trevor masuk, lalu menutup pintu bertanya-tanya apa yang akan dia hadapi.
Setelah mesin pembuat kopi dinyalakan, Chad kembali ke dua tamunya. Pada saat itu, dia lebih banyak memiliki pertanyaan dibandingkan jawaban dan itu tidak membantu apapun. “Sekarang apa maksud perkataan Envy bahwa ada setan yang berkeliaran? Dia juga mengatakan kalau Warren memanggil semua orang besok untuk mengadakan rapat tentang apa yang terjadi malam ini dan dia ingin kita bertiga menghadirinya.”
Trevor tidak bisa menahan senyum kecil di bibirnya. Jadi Envy ingin dia terlibat … ingin tetap dekat dengannya. Dia tidak bisa menyalahkannya. Kalau Devon yang melindunginya, dia tidak akan benar-benar merasa aman. Mengetahui kalau dia dibutuhkan membuat kemarahannya hampir mereda.
“Kita tetap harus menghadirinya bagaimana pun juga.” Dia menoleh ke Zackary yang menyetujui pernyataan tersebut. Dia tersenyum lagi menyadari kalau dia akan melihat Envy beberapa jam mendatang. “Aku rasa waktunya untuk memberitahumu apa yang sedang terjadi.”
Dia merasa jijik di dalam hati terkait bagaimana caranya menggunakan posisinya untuk mendekati Envy kembali. Dia juga sadar akan tangggapan orang lain terhadap hal itu. Devon bisa saja mengira bahwa dia kembali menggunakan Envy namun itu jauh dari kenyataan. Namun kembali lagi, dia tidak menggunakan kakaknya untuk mendekati Envy dan melaksanakan tugasnya dalam waktu yang bersamaan. Devon hanya perlu belajar bahwa semuanya adil dalam cinta dan perang … dan perubah wujud terbaik yang akan menang.
“Aku mendengarkan,” Chad menggerutu dan menyilangkan lengan di atas dadanya untuk mendapatkan perhatian Trevor kembali dari entah manapun itu.Dia tidak pernah mengganggap dirinya seorang cenayang namun dia cukup pintar dalam membaca Trevor saat itu.
“Kami tidak tahu banyak tentang setan, hanya sekadar tahu bahwa makhluk itu telah terperangkap di sini selama berabad-abad. Keberadaannya mendahului apapun yang kami miliki pada berkas P.I.T. namun kami tetap mencari petunjuk,” Zackary memulai dan berharap Trevor ikut membantu.
“Jadi kamu tahu kalau setan terpenjara di bawah pemakaman entah sudah berapa lamanya dan kamu tidak melakukan apapun tentang itu?” tuntut Chad.
Trevor menaikkan alisnya, “Apa yang kamu harapkan untuk kami lakukan? Membantunya lepas? Itu terperangkap di sana dan kami bahkan tidak tahu mengapa neraka telah runtuh dan vampir mampu merusak yang menjaganya.”
“Runtuh?” tanya Chad. “Maksudmu salah satu dari malaikat yang diceritakan Envy?”
Zachary mengangguk, “Ya, kami telah mengetahui tentang mereka sejak dulu. Kami tahu kalau masih ada yang lainnya, namun kami tidak bisa menemukan mereka dimana pun juga, dan ternyata dua telah terjatuh di sekitar kota dan mereka saling tidak menyadari keberadaan yang lainnya yang terperangkap di dalam gua hingga salah satu mendatanginya.”
“Kami juga memiliki seseorang yang tahu bagaimana cara menghadapi setan,” tawar Trevor. “Dengan keberuntungan, dia akan mampu menemukannya setelah kita memanggilnya.”
“Tidak terlambat untuk mundur,” ujar Zachary kepada Chad. “Katakan saja dan kami akan menghapus ingatanmu dari segala yang telah terjadi.”
Chad mengerutkan kening dan mulai menuangkan kopi untuk mereka bertiga. Dia telah menjadi polisi sepanjang hidupnya karena dia ingin membuat perbedaan. Walaupun lebih dari sekali, dia merasa tidak banyak berbuat. Selalu ada pengedar lainnya, pembunuh lainnya, pelanggar lalu lintas lainnya … terkadang itu tidak layak. Namun apa yang dilakukan oleh Trevor dan Zachary adalah membuat perbedaan … sebuah perbedaan yang selalu ingin dibuat oleh Chad.
Setelah menenggak habis kopinya dalam sekali minum, dia meletakkan cangkir dan mengangguk. “Aku ikut.”

*****

Angelica memuttuskan kalau ponsel lebih buruk dari setan ketika miliknya mulai berdering tiga kali di pagi hari. Melihat identitas pemanggil, dia menyipitkan mata dan mengambil receiver. Setelah menyalakannya, dia menyibakkan rambut hitamnya dan meletakkan benda tersebut di telinga.
“Kecuali dunia runtuh, laut berubah merah, tujuh wabah Mesir telah kembali, atau kamu sekarat, tidak ada penjelasan yang lebih baik kenapa kamu membangunkanku,” geramnya.
“Aw, ayolah Boo… apakah begitu caramu berbicara dengan beruang Zachy-mu?”
Angelica mematikan telepon dan membenamkan kembali kepalanya ke bantal. Dia baru akan kembali tidur ketika telponnya berdering kembali. Tanpa melihat ponselnya, dia menyalakannya dan berbicara kembali.
“Aku akan menangkapmu, Zachary,” gerutunya. “Kamu beserta anjing kecilmu.”
“Ya ampun, kilas balik Penyihir Oz,” lenguh Zachary dan Angelica diam-diam tersenyum akan tingkah antiknya, untungnya dia tidak melihat dirinya.
“Apa maumu?” dia terduduk, menyibak rambut dari wajahnya.
“Kami mendapatkan target yang sangat buruk untukmu bernama Misery,” tawar Zachary.
Angelica turun dari ranjangnya dan menyalakan lampu. “Seberapa besar?”
“Tidak pasti, namun tebakanmu level tujuh.” Dia tersenyum karena telah mendapatkan perhatiannya … dan dia sangat senang mendapatkan perhatian Boo.
Angelica berjalan ke ruang tengah dan menyalakan laptop. Dia mengetikkan beberapa hal dan mengerutkan kening.
“Level tujuh? Kamu yakin?” tanyanya. Apapun yang berada di atas level lima sangat berbahaya dan sangat ekstrim.
“Itu cuma tebakan,” jawab Zachary. “Itu mampu menjebak salah satu dari malaikat kami terjatuh yang telah kami ikuti dan yang satunya lagi telah terjebak di sana untuk waktu yang sangat lama. Karena mereka dianggap level tujuh maka aku berasumsi apapun yang cukup kuat untuk menjebak malaikat sebagai perbandingannya.”
Angelica mencari di dalam database miliknya. Lebih dari tiga perempatnya diperoleh secara ilegal dari ruang besi Vatican, namun tidak seorang pun yang akan berdebat dengan hasilnya. Fakta bahwa seekor setan level tujuh ditemukan di Los Angeles menjadi alasan yang lebih dari cukup untuk tidak hanya membangunkannya, namun juga seluruh kru P.I.T. lainnya.
Tiap setan ditempatkan dalam sebuah kelas dari satu hingga sepuluh, dengan level sepuluh setara dengan Satan sendiri. Dia benci menemui seseorang yang memiliki cukup sihir untuk menyegel setan level tujuh … kamu membutuhkan petir dewa untuk mengeluarkannya.
“Aku tidak menemukan setan manapun bernama Misery di area Los Angeles,” katanya setelah beberapa menit. “Coba kucari di hard drive eksternal dan mencari file di dalamnya.”
Dia mendengar Zachary sedang berbicara dengan seseorang dan menyadari itu Trevor hingga dia mendengar suara lainnya dalam percakapan tersebut.
“Dengan siapa kamu berbicara?” dia bertanya penasaran.
“Anggota terbaru tim kami, Chad,” jawab Zachary. “Dia seorang polisi lokal yang tahu sedikit lebih banyak, jadi kami mengajaknya untuk melindungi massa, dan yang kumaksud dengan massa adalah para idiot yang berkerja dengannya.”
Angelica menyeringai, “Mereka mungkin lebih buruk di luar sana.”
“Tidak terlalu,” ujar Zachary.
“Oke,” kata Angelica. “Aku sudah mencolokkannya, mari kita lihat apa yang bisa kudapat di sini.”
“Maksudmu kamu tidak tahu?” tanya Zachary heran.
Angelica menghela nafas, “Kamu tahu diriku.Terkadang aku lupa kepalaku sendiri jika tidak terpasang. Aku hanya memiliki sekali memiliki kesempatan untuk menelusuri sebagian dari benda ini.”
“Ya, kamu mengunduhnya secara terburu-buru.” ujar Zachary sambil menghela nafas. “Masa yang indah.”
Angelica mengakses hard drive dan mengetik sebuah kata dalam pencarian dan menekan enter.
“Kurasa kamu masih belum bertingkah baik.” tanya Angelica sambil bersandar di sofa sementara komputer sedang berkerja.
“Tentu saja tidak,” Zachary tertawa. “Kamu tidak bisa membawaku kemanapun, ingat?”
Angelica meringis teringat hanya beberapa bulan yang lalu ketika mereka menghadiri sebuah gala besar sambil memburu seekor manusia serigala berusia empat tahun yang tersesat dan tidak suka akan hal itu. Di akhir malam, Zachary kehilangan celananya karena si manusia serigala telah bertransformasi selama tantrum dan menyobek celananya.
Bagian terlucunya adalah Zackary tidak mengatakan apapun, langsung melepas celananya dan berjalan hanya menggunakan celana dalam dan jas tuksedo dan kemeja. Angelica tidak bisa berfikir jernih apakah harus malu atau tertawa keras. Melihat kakinya dengan kaus kaki setinggi lutut dan sepatu hampir membunuhnya ketika beberapa wanita muda mengerumuni dan ingin berdansa dengannya.
Laptopnya berbunyi dan dia memajukan diri untuk melihat apa yang didapatkan dari pencariannya.
“Menemukan sesuatu?” tanya Zachary.
Angelica membuka beberapa file berisi kata Misery dan mulai membaca. Rokoknya terjatuh dari jarinya saat dia membaca dan mendarat di kakinya.
“Ouch, sialan!” kutuknya dan mengambil kembali rokoknya, segera mematikannya.
“Semuanya baik-baik saja?” Zackary mengerutkan kening khawatir dan mengangkat tangannya ketika Trevor ingin tahu apa yang terjadi.
Angelica membaca informasi sekali lagi hanya untuk memastikan. “Aku mengejar penerbangan berikutnya,” dia memberi tahu Zachary sebelum melepas telepon dari telinganya. Dia menunda pertanyaan Zachary dan kembali melihat layar. Bukan apa yang telah dibaca yang membuatnya yakin ini begitu berbahaya … tapi kepala PIT yang entah bagaimana menyembunyikan file itu darinya.
Kalau Storm menyimpan rahasia … maka dia ingin tahu kenapa.

Bab 2
Anthony melangkah tanpa henti sepanjang lantai marmer ruang kerjanya. Dia mengacak rambut hitamnya dalam frustasi dan kemarahan. Dia tahu dia kehilangan kendali saat membunuh Arthur dan sekarang dia akan kehilangan kesempatan untuk mengikat Jewel sebagai pasangannya … meskipun itu tidak akan menghentikannya.
Dia berharap situasinya tetap tenang … namun ketika Arthur mengungkit ayah Anthony, bagian manusia serigala di dalam dirinya lepas kendali. Sekarang dia dipaksa untuk menggunakan paksaan lain terhadap pengantin culikannya. Masalah satu-satunya adalah, dia harus menemukannya terlebih dahulu.
Seseorang mengetuk pintu dan Anthony berhenti melangkah cukup untuk meluruskan rambut dan pakaiannya. Dia adalah pemimpinnya, dan dengan itu ada sebuah standar kesopanan.
“Masuk,” panggilnya dengan nada dingin.
Pintu terbuka dan salah satu serigalanya melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya.
“Apa yang kamu temukan?” tanya Anthony.
Anggota kawanan tersebut tampak sangat gugup dan menjernihkan tenggorokannya. “Saya tetap tinggal seperti yang Anda perintahkan untuk melihat apakah pendeta kembali ke gereja. Saya tidak berada di sana jauh ketika neraka jebol di gereja dan pemakaman di belakangnya. Orang-orang bermunculan, kebanyakan muncul entah dari mana.” Dia berhenti dan menelan ludah dengan gugup sebelum menambahkan, “Itulah ketika saya menyadari Jewel bersama dengan mereka.”
“Lalu dimana dia?” tanya Anthony semakin mendekat dengan langkah cepat. “Mengapa kamu tidak membawanya kembali bersamamu?”
Serigala tersebut mundur dengan rasa panik yang tampak di matanya karena tahu bahwa membawa kabar buruk kepada pemimpin bukanlah suatu hal yang baik. “Saya tidak bisa,” dia bergidik.
Tangan Anthony tiba-tiba meluncur dan mencekik anak buahnya, mengangkatnya ke udara. “Kamu seorang manusia serigala. Mengapa tidak membawanya saja?”
“Dia dikelilingi oleh manusia jadi-jadian … mereka terlalu banyak,” serigala tersebut menjelaskan, mengangkat kedua tangannya mencoba melonggarkan tekanan di sekitar tenggorokannya.
Tangan Anthony mengencang dan matanya berubah warna menjadi emas yang menakutkan. Kakaknya telah kembali dari Italia, dia yakin akan hal itu. “Apakah aku tidak mengajarimu cara melawan kawanan lain sendirian? Kakakku seharusnya tidak bisa mengimbangimu.” Itu bohong. Serigala itu mungkin akan terkapar di suatu got jika dia berani menantang Andreas Valachi.
“Bukkkkkaaaan Sssserigggalaaa,” bawahannya tersengal sembari mencoba bernafas.
Anthony langsung mengarahkan perhatiannya kembali ke orang yang dia cekik dan melepaskan tangannya, menyadari dia hampir membunuhnya. “Siapa kalau begitu?” tuntutnya dengan berusaha menekan amarah di dalam suaranya.
Serigala tersungkur ke lantai mencoba bernafas kembali. Dia berlutut dengan tangan dan lututnya sebelum menurunkan kepalanya ke lantai marmer yang dingin. Dia menunjukkan punggung lehernya menunjukkan penyerahan diri terhadap pemimpinnya dan berharap lari ketika memiliki kesempatan.
“Kucing… aku mencium bau kucing,” katanya setelah beberapa detik, “Singa gunung dan jaguar... mereka ada banyak.” Dia mengangkat kepalanya dan melihat mata Anthony menyipit mengancam. Dia segera menambahkan, “Ada seorang singa gunung yang membayangi setiap langkahnya. Tempat itu dipenuhi dengan vampir juga. Sebagian gereja meledak, lalu muncul mobil polisi.”
Anthony berdiri di sana mencoba menguasai amarahnya yang membesar. Bagaimana pun juga, semakin lama di berdiri di situ, semakin kesal dia. Rencananya untuk menarik pasangan buronannya telah gagal berulang kali baik karena ulahnya sendiri atau tindakan gegabah bawahannya.
Dia memberi isyarat agar pengawal pribadinya mendekat. “Bawa dia ke ruang bawah tanah supaya dia bisa direbus karena kegagalannya.”
Serigala tersebut berlutut dan menampakkan ekspresi memohon di wajahnya. Dia telah mendengar cerita tentang ruang bawah tanah dan apa yang ada di dalamnya. Beberapa manusia serigala yang bertahan dari siksaan memiliki luka permanen di badannya sebagai penanda bagi yang lain. Dia merengek menyedihkan ketika lengannya ditarik oleh para penjaga dan menyeretnya di atas kakinya.
Para penjaga tidak melihat wajahnya juga tidak mengatakan apapun untuk menenangkan atau menghina. Jika mereka boleh berkehendak, mereka akan membiarkannya pergi. Bagi mereka, Nona Jewel memiliki setiap alasan untuk kabur dari pemimpin mereka. Dia tidak bahagia dan, terlepas dari usaha terbaik Anthony, tidak akan pernah mencintainya. Hidup seperti ini, makmur karena kemalangan orang lain bukanlah cara sesungguhnya yang dianut manusia serigala … itu adalah cara Mob.
Pada satu waktu, mereka telah melindungi umat manusia dari kejahatan yang mengancam untuk mengambil alih dunia. Sekarang, dengan pengecualian beberapa suku yang berada di seluruh Amerika Serikat dan luar negeri, mereka sendirilah kejahatan itu. Tidak heran para manusia membuat film yang menggambarkan mereka seperti anjing gila penyebab kematian dan kehancuran.
Anthony mengikuti para penjaganya turun ke ruang bawah tanah dan menyeringai ketika manusia serigala muda itu merintih dalam hening. Ruang bawah tanah itu telah diubah menjadi sebuah ruang besar penyiksaan bawah tanah yang luasnya beberapa ribu kaki persegi. Rantai tergantung dari dinding yang berhadapan dengan belenggu untuk menggantung seseorang terbalik menghadap lantai yang dingin.
Di sebelah kanan terdapat sebuah meja yang penuh dengan cambuk dan pecut kuda dalam berbagai macam ukuran. Sebuah kuali untuk menampung api membara berisi beberapa besi untuk memberi cap, yang jarang digunakan Anthony. Dan terakhir, di ujung tembok terdapat beberapa sel berisi para tahanan.
Beberapa manusia serigala bergerak sepanjang bayangan menyiapkan beberapa perangkat untuk tamu spesial dimana Anthony cukup beruntung mendapatkannya beberapa minggu yang lalu. Mereka berhenti dan menyaksikan penuh penasaran ketika pemimpin mereka memasuki ruangan dengan penjaganya dan seorang serigala baru untuk didisiplinkan.
Anthony mundur ketika para penjaganya membelenggu serigala muda ke tembok dan menyingkir setelah selesai melakukannya
“Apa yang Anda ingin kami lakukan, Tuan Anthony?” tanya manusia serigala tertua.
“Aku ingin kamu memastikan untuk memberi pelajaran kepada yang satu ini, Boris,” jawab Anthony. “Dia gagal membawa kembali pengantinku dan dia harus belajar bahwa kegagalan tidak bisa ditolerir.”
Boris melihat bocah itu dan menarik nafas. “Dia hanya seorang bocah.”
“Maka dia akan belajar lebih dini,” ujar Anthony tanpa emosi.
Boris mengangkat tangan penuh bekas luka dan melambaikannya ke dua manusia serigala lainnya. Mereka mendekat dan merobek baju serigala muda. Boris mengambil salah satu cambuk, sebuah cemeti, dan memecutnya di udara. Serigala yang terbelenggu tersentak sehingga membuat Anthony menyeringai.
Boris berdiri sekitar lima kaki di belakang korbannya dan memecutnya. serigala muda menjerit ketika cambuk mengenai punggungnya. Jeritan berlanjut ketika Boris menyerang sekali lagi pada kulit yang masih mulus Akhirnya, dia berhenti dan manusia serigala lainnya melangkah maju dengan mangkuk besar berisi garam. Teriakan tersiksa terdengar kembali ketika garam dilemparkan ke luka yang terbuka itu.
Serigala muda terpuruk ke tembok dan mengira siksaan telah selesai, hanya untuk menjerit kembali ketika pecutan dimulai kembali … hanya saja kali ini ditambah dengan dua cambuk baru.
Anthony mengangkat tangan kanannya sehingga dia bisa melihat dengan baik dan mengerutkan kening ketika menyadari bahwa dia harus memotong kukunya lagi. Mengangkat bahu, dia membalik badan dari penyiksaan dan mendekati sel terjauh di ujung ruang bawah tanah. Sebuah senyum tersungging di wajahnya ketika terdengar rantai berat terguncang.
Pria di dalamnya tiba-tiba berdiri dan mengejan dari belenggunya mencoba meraih Anthony.
Mood buruk Anthony tiba-tiba menguap melihat pria di dalam sel itu. Senyumnya melebar karena memikirkan cara untuk mendapatkan Jewel kembali ke pelukannya dan melepasnya dari para singa gunung yang bersamanya.
“Aku bersyukur hanya menembakmu sekali Micah… Aku belum selesai menggunakanmu.”

*****

Tabatha melihat sekeliling apartemennya tempat dia berbagi dengan dengan Kriss dan gemetar. Biasanya dia tidak keberatan sendirian namun untuk banyak alasan, malam ini sangat sulit dilalui. Dia melihat keluar jendela ketika mendengar suara dan mengira Kriss telah pulang. Dia kira dia baik-baik saja ketika Envy dan Devon menurunkannya di rumah saat hendak ke tempat Chad, namun sekarang dia sadar betapa dia sangat memerlukan teman.
Envy telah bertanya apakah dia mau mengikuti mereka seandainya Envy memerlukan usaha teman untuk menangani kakaknya. Namun, Tabby mengira mungkin Kriss akan segera pulang dan dia ingin bertanya apa yang terjadi, jadi dia menolak tawarannya … sekarang dia berharap tidak melakukan itu.
Memikirkan tentang Kriss membuatnya memikirkan Dean dan bagaimana dia akan bertindak di gereja. Dia tetap dapat melihat wajahnya ketika melihat Kane.
Tabatha menggeleng kepalanya ketika wajah Kane muncul di pikirannya dalam usaha untuk mengabaikannya. Melihatnya terbaring di sana telah menarik sesuatu yang dalam pada hati dan jiwanya. Dia tidak mengerti namun, memikirkan lelaki itu sekarat membuatnya ingin bergulung.
“Kuatkan dirimu,” bisiknya memecah keheningan. “Yang kamu perlukan adalah gangguan.”
Dia mengangkat telepon dan memutuskan untuk menelepon Jason di kantornya untuk mencari tahu apakah ada sesuatu tidak beres yang terjadi sejak Kriss mengajaknya menjauh ke Florida.
Telepon berdering tiga kali sebelum diangkat.
“Forest Preserve, Officer Fox di sini,” balas sebuah suara seksi.
“Hai Jason, ini Tabby.” dia tersenyum untuk pertama kalinya sejak memasuki pintu depan.
“Tabby?” teriak Jason dan dia mendengar sesuatu yang jatuh, kemungkinan kursi karena dia biasanya bersandar di situ pada sudut berbahaya dengan dua kaki. “Kemana saja kamu?”
“Kriss agak menculikku dan Envy dan membawa kami ke Florida selama beberapa hari.” jawab Tabby. “Aku baru saja pulang dan berpikir untuk menelepon dan mencari tahu apa yang sudah kulewatkan.”
Jason menghela nafas, “Selain hal-hal aneh yang normal, kamu tidak melewatkan banyak hal. Satu-satunya hal menarik yang terjadi adalah malam ketika kami mendapatkan panggilan dari pekerjaan berat.”
Tabby menyeringai dan duduk di sofa. “Ceritakan soal itu!”
“Jacob dan saya baru saja duduk, malam itu terasa lambat, dan telepon berdering. Aku mengangkatnya dan orang ini bercerita tentang melihat seekor jaguar mengejar seekor singa gunung di sepanjang kota dengan sebuah ponsel tersangkut di salah satu kakinya.”
Tabatha tidak bisa menahan diri dan mulai tertawa. Jika dia berada di posisi Jason beberapa minggu yang lalu, dia akan memikirkan hal yang sama. “Oh sial,” serunya.
“Ceritakan tentang itu,” ucap Jason cekikikan. “Jacob dan aku bertaruh apakah akan ada pesan teks soal hal itu ketika mereka menemukan makhluknya.”
“Kamu yakin tidak sedang minum ramuan khusus Kat?” tanyanya dalam tawa.
“Aku tidak minum pada jam kerja!” seru Jason dan Tabatha mendengar tawa Jacob di balik itu. “Jadi kapan kembali bekerja?”
Tabatha mengangkat bahu, “Aku belum tahu. Aku perlu beberapa hari lagi dan aku masih bisa menghabiskan hari libur.”
“Baiklah, kami merindukanmu. Rasanya tidak sama tanpa adanya wajah cantik untuk mencerahkan tempat ini. Yang kumiliki sekarang hanyalah Jacob, dan tidak banyak yang bisa dilihat darinya.”
“Aku merindukan kalian juga,” ujar Tabatha, dan dia bersungguh-sungguh “Kita akan bersama kembali dalam beberapa hari.”
Jason terhenyak untuk beberapa saat dan insting Tabatha tahu apa yang akan keluar berikutnya. “Bagaimana Envy?”
“Dia juga baik-baik saja. Sama sepertiku, dia hanya memerlukan beberapa hari liburan.” Dia menggigit bibir bawahnya ketika terjadi beberapa keheningan sesaat.
“Benarkah?” tanya Jason.
“Apanya yang benar?” tanya Tabatha mencoba berpura-pura tidak tahu.
“Benarkah Envy berkencan dengan Devon Santos?” buku jari Jason berubah putih karena menggenggam telepon sedikit lebih kuat.
Tabatha menghela nafas, dia tahu ini akan sangat melukai Jason, namun sebenarnya sebagian kesalahan ada pada dirinya. Seseorang yang manis tidak seharusnya terikat terlalu lama pada satu orang gadis yang hanya menganggapnya sebagai sahabat dan kakak.
“Ya, benar.” ujar Tabatha lembut. “Aku tahu dia tidak bermaksud menyakitimu. Dia mencintaimu … tahu.”
Jason menghela nafas pelan dan Tabatha merasa prihatin akan dirinya. Dia telah sekian lama mengejar Envy karena hanya gadis itu satu-satunya yang menarik perhatiannya. Sekarang dia jauh berada di luar jangkauan namun Tabatha tidak akan memberitahunya. Itu tugas Envy.
“Aku tahu dia tidak bermaksud begitu,” ujar Jason setelah beberapa saat. “Kurasa seharusnya aku telah menyadarinya ketika dia bahkan tidak menyadari saat aku menggodanya.”
“Dia menyadarinya, Jason,” ujar Tabatha. “Dia hanya merasa itu akan mencemari hubungan persahabatan kalian.”
Jason bergumam, “Ya, kurasa akan begitu namun kamu tidak bisa menyalahkan seorang pria yang bermimpi, bukan?”
“Aku bisa menyalahkanmu untuk banyak hal,” Tabatha mendengar Jacob berkata di baliknya.
“Kamu sebaiknya diam,” geram Jason sambil bercanda dan Tabatha mendengarnya menghempaskan kaki kursi kembali ke posisinya. “Tabatha, Aku akan menghubungimu nanti. Anak-anak di sini telah memututskan untuk melempariku dengan gumpalan kertas.”
Tabatha terkikik dan menganggukkan kepala, “Baiklah, kita akan bicara lagi nanti.”
Dia menutup telepon dan duduk beberapa saat sebelum mengembalikan telepon ke charger. Setelah melihat kembali sekelilling apartemen, itu tidak begitu kelihatan kesepian sekarang. Jason akan memerlukan persahabatan dengannya lebih dari apapun dan merasa diperlukan membuatnya jauh lebih stabil.
Berdiri lalu meregangkan lengannya di atas kepala, dia berjalan turun ke kamarnya. Dia melepaskan busana lalu mengenakan celana pendek dan tank top sebelum membenamkan diri ke ranjangnya yang sejuk dan nyaman.
Kali ini dia tidak mencoba menghentikan pikiran yang ada di benaknya dan mulai tertidur. Lagipula, dia perlu mengartikannya dan itu tidak akan pergi dari benaknya hingga dia bisa … jadi mengapa melawannya? Dia tenggelam ke dalam kegelapan tidur memandangi sepanjang gereja dan masuk ke dalam mata Kane.

*****

Jewel melangkah menuju kamar Steven. Langannya tersilang di atas dada dan dia mulai menggigit kuku tangannya, sesuatu yang sudah lama tidak dilakukan sejak dia masih kecil.
“Ini salahku,” ujarnya lembut mencoba menghilangkan bayangan ayahnya yang disalibkan di atas altar gereja yang telah dikunjungi hampir seumur hidupnya. Sudah berapa kali dia berdoa di sana tepat dimana ayahnya meninggal? Dia tahu Anthony sinting namun itu sadis.
Steven menyaksikan wanita itu mondar-mandir dan dapat melihat bibirnya komat-kamit mengikuti pikirannya. Dia meraih tangannya mencoba untuk menenangkan dirinya. “Jewel, tidak satu pun dari ini adalah kesalahanmu.”
Dia meyipitkan mata ke lengannya kemudian menatapnya tajam. “Kamu separuh benar. Kesalahanmu hampir sama banyaknya dengan diriku. Dan sekarang setelah Daddy mati, aku tidak harus menikahi Anthony dan aku juga tentu saja tidak harus menikahimu.”
Jewel memalingkan diri hingga lengan pria itu terlepas. Hal terakhir yang diperlukannya sekarang ini adalah dibebaskan dari dosa-dosanya … dia sangat bersalah. Dia telah memberikan paku kepada Anthony untuk mensalib ayahnya sendiri.
Steven tidak akan mengakuinya namun kalimat dari wanita itu menyengatnya sangat dalam. Dia merespon dengan satu-satunya cara yang dia tahu pada titik ini karena dia jelas sekali tidak ingin mendengar kalimat yang mendorong atau hal-hal baik.
“Apakah kamu benar-benar mengira Anthony akan berhenti mengejarmu hanya karena dia membunuh ayahmu?” teriak Steven. Dia tahu dia benar dan bahwa wanita itu tidak akan mendengarnya.
“Dia membunuh ayahku … Aku berdansa dengan setan karena ingin ayah selamat dan hidup. Jika Anthony berani mendekatiku sekarang, Aku akan meledakkan kepalanya.” Jewel merasa sangat aneh. Itu seperti dia sangat tenang di luar, namun bergetar hebat di dalam.
Dia telah menangis berjam-jam namun kemarahan telah menenangkannya. Dia telah cukup membuang air mata. Sekarang waktunya untuk mengambil alih kembali hidupnya. Dia telah merencanakan jebakan untuk Anthony dan dia berdoa Steven benar … bahwa Anthony akan mendatanginya, karena dia telah siap.
“Aku tidak bisa membiarkanmu pergi,” ujar Steven. Jika dia tidak mau melindungi dirinya sendiri, maka sebagai pasangannya … dia harus melakukan itu untuknya. Dia melihat mata merahnya terpaut dengan matanya sendiri.
“Maka kamu tidak lebih baik dari Anthony dan aku akan membencimu sepanjang sisa hidupku,” katanya keras kepala. Dia ingin Steven marah kepadanya, melemparnya dan cuci tangan dari masalah. Jika dia melakukan itu … maka mungkin Anthony tidak akan membunuhnya seperti yang dilakukan terhadap ayahnya. Dia tidak ingin disalahkan untuk kematian apapun lagi kecuali kematian Anthony… dia akan senang hati disalahkan akan itu.
Steven menatapnya selama semenit lalu menuju pintu yang terbuka dan berdiri di sampingnya. “Silahkan kalau begitu. Aku menawarkan diri untuk melindungimu dan kamu ingin terus melaju? Silahkan, dan mari kita lihat seberapa jauh yang bisa kamu capai akan sesuatu yang kamu sendiri bahkan tidak paham cara membunuhnya.” Steven tersenyum jahat kepadanya, “Asal kamu tahu, film-film itu cuma omong kosong belaka.”
“Aku rasa kamu tahu!” Jewel berteriak balik dan mulai maju beberapa langkah. Mengapa dia tetap ingin menolongnya? Tidakkah dia mengerti kalau dia akan terbunuh?
Steven menutup matanya dan memalingkan muka. “Ya, aku tahu… benarkan?” dia mengejek lalu melihat kembali ketika Jewel mencoba melewatinya. Dengan panik, Steven menangkap pinggangnya dan menariknya mendekat, “Sial, tunggu!” dia menyerah.
Jewel mulai menggeliat sehingga dia semakin menariknya erat ke dadanya. “Jika kamu ingin menghadapinya maka baiklah, namun kamu tidak bisa melakukan itu sendiri. Biarkan kamu membantumu.”
Jewel mendorong dadanya sehingga dia bisa melihat wajahnya. “Mengapa? Supaya kamu juga bisa digantung di salib?” Dia ingin menjerit karena pemandangan itu muncul lagi di benaknya. “Aku tidak ingin itu terjadi.”
Dia tidak yakin apa yang dirasakannya terhadap Steven namun memikirkannya mata seperti itu membuatnya merasa seperti ditusuk tepat di dadanya. “Jika kamu membiarkanku pergi sekarang, maka dia tidak memiliki alasan untuk mengejarmu.” Dia mencengkram bagian depan kemejanya dengan tangan kecilnya. “Kamu akan selamat … dan hidup.”
“Dia tetap akan mengejarku,” ujar Steven lalu menyusuri jarinya pada tanda kawin yang dipasangnya. Dia tersenyum lembut ketika merasakan Jewel bergidik karena sentuhannya. “Seperti yang kukatakan, ini adalah kehidupan yang sesungguhnya. Jika kamu kembali kepadanya dan dia melihat tanda kawin ini, dia akan mengejarku terlepas dari apapun yang kamu katakan atau lakukan.”
Jewel bersandar pada kehangatan solid yang ditawarkannya dan menutup matanya. Dia merasakan amarahnya memudar dalam rasa aman di pelukannya dan ingin menghentakkan kaki dalam frustrasi. Kesedihan karena kehilangan ayah mulai merasukinya kembali namun dia tidak ingin menangis.
Steven memeluk Jewel menenangkan. Dia tidak bisa menyalahkan dirinya akan tindakannya itu. Jika Anthony baru saja membunuh ayahnya, maka tidak satupun upaya di dunia ini atau alam lain yang mampu menahannya.
“Dengar, bagaimana kalau begini?” tanyanya sembari sedikit memundurkan badan dan mengangkat kepalanya agar menghadap dirinya. “Kami akan mengadakan pertemuan pagi ini dan semua orang akan hadir. Kami akan membantumu memikirkan sesuatu yang lebih baik daripada hanya menyerahkanmu kepadanya. Yang mana pun, dengan kami maka kamu akan memiliki pasukan pendukung. Tanpa kami, kamu akan menghadapi pasukan para manusia serigala dan apapun yang kamu lakukan… Anthony akan mendapatkanmu.” Dia mengusap pipinya dan menatap matanya, “Dan aku tidak ingin Anthony memilikimu.”
Jewel menurunkan kepalanya kembali ke dada Steven dan menarik nafas panjang dan gemetar. Dia benar. Dia tidak ingin berada dekat dengan monster itu setelah apa yang telah dilakukannya. Dia menekankan telinganya ke dada Steven mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan mantap. Sudah berapa kali dia menyelamatkan dirinya dari vampir, dari Anthony, dan sekarang dari kebodohan dirinya sendiri?
“Apakah kamu akan menahanku malam ini?” bisik Jewel mengetahui bahwa jika dia melepaskannya, horor beberapa jam terakhir akan kembali menghantuinya. Dia kembali menatap matanya. Bibirnya terbuka penasaran saat semburan panas mengalir di dalam tubuhnya.
Bagaimana dia bisa menenangkan amarahnya dan membuatnya bergairah pada saat yang bersamaan? Dia segera memalingkan muka karena tidak kebingungannya terbaca.
Tanpa menjawab, Steven menggendongnya, menendang menutup pintu dengan kakinya, dan bergegas kembali ke kamar dan meletakkannya di tepi ranjang. Mencopot sepatunya, dia pun segera melepaskan pakaiannya dan mencumbuinya. Dia mendengar nafas cepat Jewel saat dia merengkuh tubuhnya dan menyetubuhinya. Masih butuh waktu … namun dia akan merasa sial jika dia membiarkan Jewel pergi dengan mudah.

Bab 3
Kriss memasuki apartemen tempat dia berbagi dengan Tabatha dan mengunci pintu di baliknya. Dia mencari Dean dan belum menemukan jejaknya atau setan yang dikejarnya.
Satu hal tentang mereka, jika mereka ingin bersembunyi, mereka tahu cara menghilang tanpa menghilangkan jejak. Dia mampu merasakan kehadiran setan meskipun dia tidak pernah melihatnya. Tidak sampai akhir dia dibebaskan kalau dia menyadari dia selalu mampu merasakan kehadirannya. Dia tetap bisa merasakan niat buruk kepribadian gelap bahkan di dalam rumahnya … itu tidak cukup baik baginya.
Memasuki apartemen gelap, Kriss kembali ke kamar Tabatha dan tersenyum pada makhluk polos yang tertidur di ranjang. Dia bergelung seperti anak kucing dikelilingi boneka hewan favoritnya … sebuah anjing Yorkie dengan lidah yang menjulur keluar. Boneka hewan itu adalah satunya peninggalan masa kecilnya yang tersisa. Beberapa tahun yang lalu, dia akhirnya menceritakan kisah Scrappy dan bagaimana anjing tersebut menghilang ketika dia pergi liburan untuk yang terakhir kalinya bersama dengan orang tuanya.
Kriss menghela nafas dan berbaring di sampingnya, bergelung bersamanya seperti selimut keamanan. Tidak lama dia melakukan itu, Tabatha merapatkan punggung padanya.
“Apakah kamu menemukan Dean?” tanyanya lembut.

*****

Kane berhasil kabur; beruntung Warren menyita perhatian Michael cukup lama demi dirinya. Apapun yang telah dilakukan oleh Michael dan Dean untuk memperbaiki apa yang telah dilakukan Misery kepadanya telah memberikan gejolak adrenalin. Dia sekarang gelisah dan tidak akan bisa mengatasinya hanya dengan duduk saja di kantor Warren mengenang setan penyedot jiwa yang jelas sekali telah memberinya beberapa mimpi buruk untuk beberapa waktu.
Dia melirik kegelapan yang pekat di langit dan menyadari senja akan tidak lama lagi. Ingin menjauh dari jantung kota, dia bergerak menyusuri jalan begitu cepat sehingga jika siapa pun yang menyaksikan, mereka tidak akan mengenalinya di antara mereka. Kekurangannya adalah dia sekarang jauh dari rumah Michael.
Dia ingin melihat Scrappy dan bermain dengan anjing tersebut di sofa ditemani sebotol wine, semangkuk besar popcorn, dan… sebuah film bencana? Kane menggaruk kepalanya … apa yang sedang dia pikirkan? Scrappy yang paling sering memilih film, yang bisa menjadi hal baik atau buruk di masa sekarang. Mereka berdua menyukai film dimana hewannya bisa berbicara.
Kane melambat dan melihat di sekelilingnya ketika dia menyadari sesuatu telah menariknya kembali ke arah ini. Pada awalnya dia mengira itu adalah Misery yang menariknya ke sini. Dia kembali menggaruk kepalanya dan membuang jauh ide kalau Tabatha di gereja bermunculan di benaknya. Dia bisa merasakan kehadirannya dan, untuk pertama kalinya malam itu, Kane melupakan tentang para monster yang bersetubuh di bawah ranjang dan juga di lemari.
Tabatha adalah pasangan jiwanya dan, sekarang setelah dia mengambil darahnya, itu hanya memperkuat hubungannya. Satu-satunya alasan dia tidak menyadari hal ini minggu lalu adalah karena … Kriss... telah membawanya menjauh dari dirinya, si bajingan itu. Dia mulai bertanya-tanya jika dia menderita gelisah karena perpisahan.
Bergerak melalui bagian kota ini, dia mendapati dirinya pulang ke rumah dalam beberapa menit. Mendarat dalam diam di atap rumah tetangga, dia berhenti untuk memantaunya melalui jendela kamar. Pandangan matanya yang tajam mendapatkan Tabitha dengan rambut terurai di bantal dan bagaimana bibirnya sedikit terbuka saat dia bernafas dalam. Dia tidak pernah mengetahui damai seperti itu dengan apa yang dilakukannya sekarang … hanya menyaksikannya tidur.
Kane bertanya-tanya seperti apa dirinya di matanya. Apakah dia seperti monster lainnya yang pernah ditemui atau dimimpikannya? Apakah dia menyadari seberapa dalam emosinya terhadap dirinya?
Dia hampir bangkit dari jongkoknya di atap, siap mendekatinya ketika dia mendengar wanita itu menangis dalam pikirannya. Suara itu berasal dari mimpinya namun suara mental menghentikannya karena itu mengingatkannya saat menangis sewaktu masih kecil beberapa tahun yang lalu. Saat ini, yang dilakukannya adalah menyebabkan luka dirinya … membuatnya menderita.
Kane berbalik hendak pergi ketika dia melihat pintu kamar Tabatha terbuka. Otot-ototnya siap menyerang penerobos ketika dia melihat malaikat terjatuh, Kriss, memasuki kamar Tabatha dan merangkak naik ke kasurnya. Kane bisa mengetahui bahwa Kriss kesal namun dia merasakan amarah yang bergejolak ketika Kriss melingkarkan lengannya, dan memeluknya seperti pasangan memadu kasih.
Dia merasakan kedamaiannya runtuh dan amarah bergejolak saat melihatnya. Berusaha berkonsentrasi keras, pendengarannya mulai menangkap bisikan mereka. Dia ketakutan untuk sementara saat menyadari kekuatannya lebih kuat dari biasanya. Dia terkejut dan ketidaknyamanannya semakin mendalam ketika dia mendengar detak jantung mereka bahkan dalam jarak sejauh ini.
“Dean tidak ingin aku menemukannya,” Kriss menghela nafas penasaran apakah Dean yang sedang menguntit atau seorang malaikat jatuh yang berada di sana dengannya. Dia berharap Dean menunggu. Ada sesuatu tentang aura malaikat jatuh lainnya yang tidak dipercaya sepenuhnya oleh Kriss. Dia berharap secara diam-diam Dean akan gagal mencari salah satu dari mereka.
“Aku penasaran apa yang terjadi,” bisik Tabby, “Dari yang dikatakan Envy dan Devon, Dean telah terperangkap di sana hampir sepanjang hari.” Dia tidak bisa membantu namun membayangkan Kane mengetahui bahwa dia juga berada di sana dengan iblis dan hampir tidak bisa bertahan hidup.
“Aku pasti akan menanyakannya segera setelah menemukannya,” jawab Kriss tidak mampu menyembunyikan rasa khawatir dari suaranya.
“Dean mencintaimu … dia tidak akan berdiam diri terlalu lama.” Tabatha menutup matanya berharap demi Kriss kalau dia benar.
“Tidur sekarang,” Kriss berbisik balik berharap dia benar tentang Dean yang segera kembali. Dia belum melihat seperti apa malaikat jatuh lainnya karena dia bergerak terlalu cepat, namun dia merasakannya untuk sesaat sebelum aura iblis menguasainya. Jika hanya perasaan sesaat saja bisa menghantuinya, maka dia bisa membayangkan apa yang akan dilalui Dean.
Malaikat jatuh begitu langka sehingga mereka terengah-engah ketika berada di dekat satu sama lain. Kebanyakan mereka mengira mereka adalah malaikat jatuh dalam legenda yang telah diturunkan ke bumi untuk melindunginya … namun legenda seringkali hanya benar separuhnya yang dibentuk oleh kata-kata pria yang mendambakan pahlawan atau terkadang musuh.
Malaikat jatuh telah datang ke bumi dari dimensi lain … sama seperti iblis. Legenda menyebut dimensi itu Surga namun mereka salah.
Mitos lain mengatakan mereka menghancurkan iblis … sekali lagi itu hanya setengahnya benar. Injil telah mengatakan malaikat jatuh kawin dengan wanita cantik dari bumi dan dihukum karena hal itu … dan itu hal yang paling mendekati dari yang diterima oleh nabi.
Alasan mengapa malaikat jatuh yang tersisa menyembunyikan diri dari kawin dengan wanita bumi … adalah karena produk perkawinan itu adalah kelahiran para iblis. Malaikat jatuhlah yang menciptakan para iblis.
Ketika malaikat jatuh yang pertama muncul, mereka sangat banyak namun saat para iblis terlahir dan mulai menghancurkan apa yang dicintai para malaikat jatuh, mereka menghadapi anak mereka sendiri dan bertarung. Jumlah kedua pihak telah berkurang dan segel antar dimensi perlahan menutup.
Some malaikat jatuh yang asli telah menghilang, diperkirakan telah kehilangan nyawa mereka kepada para iblis yang mereka lahirkan. Kebanyakan para penyintas memilih untuk kembali pulang sehingga mereka tidak akan tergoda oleh para wanita. Hanya beberapa pejuang muda yang dikirimkan kembali ke bumi untuk mengawasinya … melindungi umat manusia dari para monster.
Hanya ada satu-satunya aturan … mereka tidak boleh kawin dengan para wanita ini supaya mereka tidak terbunuh. Satu anak dari perkawinan sesungguhnya telah ditempatkan pada tiap titik energi bumi dan hanya beberapa dari mereka yang bertahan hidup sejauh ini. Legenda mengatakan mereka kekal … legenda itu salah.
Malaikat jatuh tidak kekal, mereka hanya hidup untuk jangka waktu yang sangat panjang … seribu tahun mendekati masa hidup mereka. Mereka juga bisa dibunuh oleh manusia dan iblis … walaupun sangat sulit bagi manusia untuk berhasil.
Syn telah mengetahui legenda sebenarnya dan menurunkannya ke ‘anaknya’. Mengingat pelajaran tersebut, Kane sekarang mengerti betapa besar Kriss mencintai Tabatha… cukup untuk tidak mengambilnya sebagai pasangan kawin … dan cukup untuk tidak membiarkan seseorang yang dia kira tidak lebih dari seorang iblis mendapatkannya. Tampaknya dia bukan satu-satunya dengan rahasia gelap. Sudut bibir Kane menunjukkan senyum penuh arti saat dia berbalik dan pergi.

*****

Envy dan Devon menunggu di bar ketika orang pertama mulai masuk menghadiri pertemuan. Dia dan Kat sibuk berbicara dan mencoba mengikuti perkembangan atas apa yang terjadi sementara Devon dan Quinn berdiri mundur dan memandangi mereka dengan alis mata terangkat.
“Bahasa apa yang mereka gunakan?” tanya Devon.
“Tidak ada nama untuk itu,” jelas Quinn. “Itu adalah ritual yang sering dilakukan oleh para perempuan. Itu dimulai dengan kepolosan, sebelum mereka menyadarinya, mereka telah pergi berbelanja dan kita tertahan di luar kamar ganti memegang dompet mereka.”
“Kamu juga tertahan memegang tas ketika dia memasuki toko pakaian wanita dan membeli lingerie yang tidak boleh kamu lihat hingga ulang tahun perayaanmu,” Nick menimpali dengan sebuah seringai.
Warren menepuk pundak Nick. “Percayalah adik kecil, kamu akan dengan senang hati memegangi tas tersebut ketika waktunya tiba.”
Sepasang lengan melingkari leher Warren dari belakang dan wajah Michael muncul di antaranya. “Apakah itu artinya kamu mengajakku berbelanja?”
“Tentu saja,” kata Warren dengan seringai. “Aku akan membawamu ke toko ikatan kesukaanmu.”
Ekspresi Michael tampak sedang membayangkan sesuatu. “Oh ya, cambuk, rantai, sanggurdi, pecut kuda … kulit.”
“Apa …” Nick tiba-tiba berdiri dan menjauh dari mereka membuat Devon mendengus.
“Homofobia,” Devon bergumam.
“Diam!” Nick menggeram, “Entah mereka pembohong kawakan atau itu benar-benar menjijikkan.”
Pintu terbuka dan Steven melangkah masuk bersama Alicia dan Jewel. Alicia mencari di lemarinya dan menemukan sundress ungu cantik untuk Jewel gunakan hingga dia bisa mendapatkan beberapa pakaian lagi. Untungnya, ukuran tubuh mereka kurang lebih sama sehingga Jewel punya pakaian ganti untuk saat ini. Alicia juga telah memberi tahu Steven bahwa sampai dia bisa mendapatkan lebih banyak pakaian untuk Jewel, Jewel boleh mengacak-acak lemari dia sesukanya.
Steven langsung melangkah menuju tempat duduk Quinn dan Devon dengan Nick di meja yang mengarah langsung ke area bartending Kat.
“Kami tidak terlambat.” ucap Steven tersenyum ketika dia melihat Jewel tersenyum kepada Alicia. Dia menyadari belum pernah melihatnya tersenyum hingga sekarang dan dia merasakan kehilangan secara tiba-tiba ketika itu merosot dari bibirnya.
Warren melihat sekeliling, “Sebenarnya kukira semua orang di sini.”
“Tidak juga,” kata Envy. “Kami masih menunggu Chad.”
Tepat saat pintu terbuka dan Chad berjalan masuk dengan Trevor dan Zachary di belakangnya.
“Apa yang sedang dilakukannya di sini?” tanya Devon saat dia berdiri.
“Chad seorang polisi,” Envy mengingatkannya. “Dia sudah mengetahui beberapa kejadian dan dia melihat ujung ekor dari apa yang terjadi di perkuburan. Dia ikut walaupun dia ingin atau tidak. Lagipula,” lanjutnya, “dia akan mampu membuat para polisi menjauh untuk sementara waktu.”
“Aku tidak membahas kakakmu,” suara Devon telah berubah menjadi menyeramkan.
Kat mengangguk, melihat bahwa Envy telah siap untuk pura-pura salah demi Trevor. Tidak menginginkan pertarungan penuh berlangsung, dia melangkah untuk menghalangi jalan mereka.
“Trevor boleh di sini,” ujarnya tegas dan menyilangkan tangan di atas dada. “Lagipula … dia akur dengan yang lain.” Kat menyelesaikan ucapannya dengan kedipan mata kepada lelaki pirang yang memberikan penghormatan ejekan.
Quinn bangkit dari kursinya dan mendekati Kat, meletakkan lengan di sekitar pinggangnya untuk menariknya mendekat. “Aku akan memperhatikanmu … betul?” dia bergumam penuh riang, namun tatapan matanya mengisahkan hal yang berbeda.
“Bisakah kita mengesampingkan ini?” tanya Kane dari dalam bayangan.
Semua orang kecuali Michael melompat kaget. Dia telah begitu diam hingga tidak ada yang tahu dia di sana.
“Setuju,” uajr Warren. “Aku kira semua orang tahu mengapa kita di sini.” Dia melihat Chad yang mengangguk sekali menandakan dia mengerti sebelum mengarahkan pandangannya ke Trevor dan Zachary. “Sebelum kita membahas apa yang terjadi di perkuburan, aku punya pertanyaan untuk Trevor.”
Trevor menyipitkan mata, “Misalnya?”
“Makhluk apa kamu?” tanya Devon memotong Warren.
“Aku perubah wujud sama seperti kebanyakan orang di sini,” jawab Trevor.
Kane mendegus di balik bayangan dan membuat semua orang melihat ke arahnya.
“Kamu tahu sesuatu tentang dia?” tanya Envy. Bukan berarti dia akan menelan mentah-mentah kata-kata dari Trevor … dia sudah membuktikan pembohong besar seperti apa dia.
“Mungkin, namun kamu harus bersikap sangat baik kepadaku jika kamu ingin tahu,” ujar Kane dengan rasa riang dalam suaranya. Dia mungkin akan menyalahkan moodnya jika bangun pada sisi ranjang yang salah, namun sialnya… dia belum tidur.
Devon berdiri dan mengangkat Kane ke udara dengan memegang kerah jaketnya. “Kukira kita sudah cukup dengan bersikap baik,” jaguar menggeram.
Kane menyeringai pada perubah wujud, “Aw, sayang sekali. Aku sudah memberi tahu anak anjingku betapa manisnya dirimu dan dia senang sekali soal bertemu teman bermain baru.” Mereka berdua tahu siapa pecundangnya jika mereka memutuskan untuk berkelahi … dan itu bukan anak kucing.
“Anak anjingmu?” tanya Jewel, matanya berbinar membayangkan sesuatu yang imut dan menggemaskan. Bibirnya mengerucut memikirkan seekor anjing dalam ruangan penuh kucing.
“Itu seekor kelinci debu berukuran besar,” gerutu Michael.
Warren mencubit batang hidungnya dan Quinn harus bersusah payah menahan tawa atas kakak ipar jaguarnya.
“Devon, turunkan Kane dan duduk kembali ke kursi,” Warren memperingatkan. “Kita akan selesaikan pembahasan tentang Trevor nanti.”
Nick, Devon, dan Kat semuanya melihat Warren dengan mata melebar. Jika orang rata-rata tidak mengenal Warren, mereka mungkin akan mengabaikannya. Warren bersemangat soal adanya perubah wujud baru di area ini dan dia ingin mempelajari lebih lanjut tentang jenis yang belum dikenal.
Devon menurunkan kembali Kane dan menghempaskan diri di kursi sebelah Warren. Pintu terbuka dan Kriss berjalan masuk dengan Tabatha menggelayut di lengannya. Devon membiarkan senyumnya terkembang pelan saat dia melihat seorang vampir pirang. Dia mungkin tidak mampu menempatkan Kane di tempatnya, namun pria yang baru saja masuk bisa dan dia tahu Kriss had tidak suka vampir yang diubah.
“Apa kami terlambat?” tanya Tabatha senang bahwa dia akan memenangkan perdebatan dengan Kriss untuk datang ke pertemuan. Terkadang Kriss bisa terlalu over protective… sangat.
“Tidak, kalian tepat waktu,” ujar Envy. “Kami belum benar-benar mulai.”
Tabatha bergabung dengan para wanita di bar dan mengambil kursi sementara Kriss berhenti di dekat Chad.
Jantung Kane melompat menuju tenggorokannya ketika Tabatha berjalan masuk dan dia harus melawan keinginan untuk meraihnya dan membawanya menjauh dari sini. Dia melangkah mundur semakin jauh ke dalam bayangan sehingga hanya siluetnya yang sedikit kelihatan. Matanya mengarah ke malaikat jatuh dan dia meringis dalam hati pada pandangan yang didapatkan dari pria.
“Kita perlu mempelajari lebih lanjut tentang iblis yang terperangkap di perkuburan,” lanjut Warren. “Kita perlu tahu seperti apa penampilannya dan karena Dean tidak ada, hanya Kane satu-satunya yang pernah melihatnya.”
Kane mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakan koreknya. Cahaya menerangi wajahnya untuk beberapa saat sehingga mereka bisa melihat betapa merepotkan matanya.
Tabatha lupa bernafas saat matanya mengarah ke api kecil dan melihat Kane. Bibirnya yang sempurna sedikit mengerucut saat dia menyalakan rokok dan matanya ditutupi bayangan bulu mata gelap. Entah dibayangi atau tidak, dia bisa merasakan tatapannya menyentuh seolah tangan pria itu sedang mengelut kulitnya. Merasa teralihkan oleh sesuatu yang mengusap tangannya, dia mencari sekeliling untuk menemukan Kriss yang sekarang berdiri tepat di sampingnya.
“Namanya Misery,” ucap Kane setelah beberapa saat. “masalahnya adalah … Aku tidak terlalu yakin akan penampilannya.”
“Bagaimana bisa kamu tidak tahu seperti apa tampaknya?” tuntut Kriss dengan gusar yang tampak di wajahnya. “Kamu berada di bawah sana dengan Dean selama entah siapa yang tahu.”
“Boleh saya selesaikan dulu, makhluk berbulu?” tanya Kane dengan nada sarkas.
Kriss menyipitkan pandangan menunjukkan kebencian.
“Bagus,” balas Kane. “Alasan mengapa aku tidak benar-benar tahu tampangnya adalah karena dia terus-menerus mengubah penampilan. Pada satu momen dia berwujud anak gadis kecil yang cantik dengan kepribadian sangat buruk, berikutnya sebagai mayat membusuk, sebuah awan hitam gelap, dan terakhir sebagai seorang wanita cantik. Tampaknya itu wujud favoritnya. Dia sangat kuat jika dia mampu menahan dua malaikat jatuh di dalam kamar itu dalam waktu yang bersamaan.”
Kriss menarik nafas dalam dan mengangguk, “Beberapa dari para iblis dikenal memiliki jenis kekuatan itu.”
“Kita memiliki seorang ahli iblis yang sedang menuju ke sini.” ujar Zachary akhirnya. “Penerbangannya akan segera tiba dalam beberapa jam. Ketika dia tiba di sini, akan paling baik jika kita menyerahkan urusan Misery kepadanya.”
Kane mengangkat alis, “Perempuan?”
“Ya,” ujar Trevor. “Namanya Angelica. Dia mendapatkan informasi tentang hampir setiap legenda, mitos, dan dongeng di seluruh dunia. Jika ada jenis cerita tentang tentang Misery, maka dia akan memiliki di dalam flash drive miliknya.”
Alicia menghela nafas frustrasi, “Baiklah, dia boleh memiliki iblis. Aku ingin tahu apa yang akan kita lakukan tentang menemukan Micah.”
“Micah bisa mengurus dirinya sendiri,” balas Quinn.
Kenyataan bahwa selama argumen terakhir antara dia dan Micah, dia memerintahkan Micah untuk berdiam diri namun adiknya tidak menurut dan itu hanya berarti satu hal … mereka sekarang memiliki dua pemimpin dalam kelompok singa gunung dan itu adalah sesuatu yang belum pernah terjadi. Di masa lampau, hal itu hanya menyebabkan pertarungan hingga mati.
Quinn mencintai Micah dan bangga akan dirinya yang bertekad kuat. Hal terakhir yang dia inginkan adalah salah satu argumen mereka lepas kendali.
“But dia tidak tahu apapun yang terjadi,” Alicia menyeru menyampaikan alasan yang bisa dipikirkannya untuk membuat mereka menemukan dia. “Bagaimana seandainya dia menuju Misery dan terluka … atau terbunuh? Hilang atau tidak, dia adalah bagian dari klan.”
“Kamu tidak bisa berdebat dengan logikanya bocah tua,” jawab Kane membaca pikiran Quinn.
Alicia meliriknya di bayangan dan merona sebelum memalingkan muka. Senang rasanya mendengar seseorang mendukungnya secara verbal meskipun cuma sekali. Yang tidak diketahui Alicia adalah bahwa seluruh anggota keluarganya telah memikirkan Micah dan kali terakhir mereka benar-benar melihatnya; tepat setelah dia terlibat dengan Anthony.
Kane mengembalikan senyumnya walaupun dia tidak bisa melihatnya. Tampaknya, hanya dia satu-satunya dalam kelompok yang memiliki keberanian.
“Terakhir kali kami melihat Micah, dia terlibat perkelahian dengan dengan Anthony Valachi dan melemparnya keluar kelab,” ujar Steven lembut. “Itu tepat sebelum dia menghilang.”
“Manusia serigala?” tanya Trevor memiringkan kepalanya.
“Ya, dan terlebih lagi, Steven kawin dengan tunangan Anthony.” Jawab Quinn dan siapa pun yang belum pernah mendengarnya.
Jewel mengkerutkan dahi menyadari Steven telah memberitahunya kebenaran tentang ikatan yang mungkin terkati dengan hilangnya saudaranya dengan Anthony. Dia menggigit bibirnya, bertanya-tanya apakah hanya itu satu-satunya alasan Steven membantunya. Tidak, itu salah. Ketika Steven membawanya dari gereja, dia bahkan belum mengetahui Anthony adalah tunangannya.
Dia mendengar tuduhan tanpa ucapan dalam suara Quinn dan melebarkan bahunya. Sebuah insting perlindungan mengembang di dalam dirinya dan dia harus menyuarakannya.
“Steven tidak tahu siapa tunanganku dan aku tidak tahu kalau Anthony adalah manusia serigala,” ucap Jewel mantap. “Dia tidak tahu sampai kami kawin dan aku memberitahunya tentang Anthony. Jadi, jika kamu akan menyalahkan seseorang untuk hal itu, salahkan aku.”
Quinn memiliki kesopanan untuk tampak sedikit bersalah dan Kat diam-diam mengacungkan jempolnya.
Jewel bersandar balik pada bar dan mulai menggigit bibir bawahnya lagi. Berdiri menghadapi kakak Steven, pemimpin kelompok singa gunung, telah sedikit membuatnya takut.
Dia melihat Steven dan menjadi tenang ketika dia melihat kebanggaan terpancar di matanya terhadap dirinya. Sesuatu di dalam dirinya melembut dan dia bertarung habis-habisan untuk membangun dinding perlindungan untuk melindungi dirinya. Jantungnya berdetak semakin kencang dan dia bertanya-tanya apakah dia jatuh cinta kepadanya.
“Anthony Valachi menjadi tersangka untuk saat ini,” ucap Chad. “pasukan polisi memiliki alasan untuk percaya kalau dia terlibat bukan hanya dalam penyelundupan manusia, namun juga perbudakan. Rumor mengatakan bahwa anak buahnya yang mendekati para pelacur, menculik mereka dan menjual mereka sebagai budak seks.”
“Lalu mengapa polisi belum melakukan apapun tentang itu?” Tanya Kat.
“Kami diberi tahu untuk menjauhi itu FBI telah megambil alih investigasi.” jawab Chad. “Sayangnya, ketika FBI muncul, kami tidak memiliki kekuasaan hukum dan tidak bisa melakukan apapun namun tidak ikut campur mereka kecuali kami ingin berakhir di penjara dengan para penjahat.”
Steven mengangguk menyadari ini saatnya untuk memberi tahu mereka semuanya. “Ayah Jewel diperiksa oleh FBI di sini beberapa saat yang lalu. Itulah alasannya Jewel dipertunangkan dengan Anthony.” Dia memberikan senyum lembut kepada Jewel sebelum kembali memandangi mereka.
“Ayahna adalah manajer Palm Springs Resort dan Anthony tidak senang dengan surat perintah yang mereka miliki atau bahwa Arthur mengijinkan mereka untuk memeriksa properti. Menyadari kesalahannya, Arthur membunuh agen dan ditangkap karena pembunuhan. Untuk menyelamatkan dirinya, dia menyerahkan Jewel kepada Anthony sebagai imbalan mengeluarkannya dari jebakan tuduhan pembunuhan.”
“Dialah yang membunuh ayahku. Aku yakin soal itu,” ucap Jewel mengepalkan tangan. “Jadi, kapan kita memburunya?”
“Kita tidak harus memburunya,” ujar Chad. “Kita akan membuat sebuah rencana, dan kemudian membuatnya tahu kalau kamu berada dalam perlindungan Wilder. Ketika dia bertindak … kita akan menangkapnya.”
“Kurasa ini sedikit melampaui hukum,” koreksi Trevor. “Sembunyikan Jewel beberapa hari dan biarkan aku dan Zackary memastikan FBI tidak datang dan mengacaukan semuanya.”
“Mengapa mereka mau ikut campur?” tanya Kat. “Kamu adalah bagian dari organisasi paranormal itu … bukankah mereka di atas FBI?”
“Hanya di area tertentu,” jawab Trevor. “Kebanyakan FBI tidak memiliki petunjuk bahwa kami ada. Bahkan, presiden Amerika Serikat tidak apa pun tentang kami. Kami bergerak jauh melampaui mereka, dan untuk itu, kita harus memiliki bukti bahwa sesuatu di luar normal sedang terjadi.”
“Apakah itu berarti bahwa paling tidak sebagian dari pemenrintah tahu tentang kit?” tanya Nick karena tidak menyukai perasaan tidak nyaman yang ada terkait informasi tersebut.
Trevor menggeleng kepalanya, “Tidak terkhusus pada masing-masing kalian … namun mereka lebih sadar akan sesuatu … yang tidak biasa. Kamu terlindungi sama seperti manusia … mungkin lebih dari itu dan dengan aturan yang lebih lunak oleh penguasa dalam jumlah sedikit lebih lebih kuat dalam pemerintahan.” Dia menggaruk kepalanya berharap setiap orang bisa mengikuti versi kebenaran yang mengambang.
“Kekhawatiran saya adalah FBI mencari informasi lebih dalam dan terlambat mengetahui bahwa mereka berurusan dengan para manusia serigala, bukan manusia,” Chad bergidik mengerti dan tidak menyukai apa yang baru saja diucapkan Trevor. Apakah dia mengerti hal-hal paranormal lebih banyak daripada kebanyakan manusia? Mungkin dia sedikit bias namun dia salah satu dari sedikit manusia itu.
Trevor menggeleng kepalanya, “kawanan tidak akan mengamuk dan menyerang FBI. Lagipula, jika dunia mengetahui tentang para manusia serigala, mereka akan berada di ambang kepunahan dan para manusia serigala tahu that. Terakhir kali mereka menampakkan diri, mereka hampir diburu hingga punah.”
“Ijinkan saya melakukan panggilan telepon dan kita lihat apakah kita memiliki kuasa hukum penuh untuk kasus Valachi,” tawar Zackary. “Jika benar demikian, maka kita memiliki kendali bebas dan bisa merekrut siapapun yang kita anggap mampu.” Dia menatap semua mengetahui itu akan melindungi siapa pun di ruangan tersebut dan memberikan mereka kekebalan apapun yang akan terjadi nantinya.
“Apa ada yang tahu apa yang dikendarai Micah di hari dia menghilang?” tanya Chad. “Aku bisa melacaknya dari mobil patroli dan meletakkan pesan untuk itu.”
“Motornya,” jawab Alicia lalu matanya melebar karena mengingat dia memberitahu Warren dia menggunakan motor yang sama saat badai malam kemarin. Meliriknya, dia bernafas lega ketika Warren mengedipkan matanya.
Nick memberikan pendapatnya, “Aku mendukung dalam hal menjauh dari Misery, namun vampir berkembang biak demi dirinya dan kita tidak bisa membiarkan itu.”
“Setiap orang memiliki tugas membasmi,” Warren setuju.
“Kuharap tidak semua orang,” Trevor melihat ke arah Envy.
Zackary perlahan maju di depan Trevor untuk menghalau tatapan panas Devon. “Aku rasa ini waktunya juga untuk meminta beberapa bantuan dan mendapatkan lebih banyak tim dalam area ini.”
“Maksudmu ada lebih banyak dari kalian yang berkeliaran?” tanya Steven.
Zachary memasukkan tangannya ke dalam kantong dan sedikit memiringkan kepalanya. Cahaya lembut memancar dari cahaya rambut berdiri pirangnya saat dia menyeringai, “Maaf mengecewakanmu, namun hanya ada satu aku. Aku telah lama ingin menggandakan diri namun pemimpin menakutkan di sini tidak akan mengijinkannya,” tukasnya sambil mengarahkan jempol ke Trevor.
“Diam dan segera telepon,” seru Trevor. “Jika ada orang lain sepertimu berkeliaran, Angelica akan membunuhnya hanya untuk mengatakan kalau dia akhirnya berhasil.”
Ekspresi Zachary menjadi sayu. “Oh, bisa diinjak oleh Doc Martin yang suka disimpannya dalam lemari.”
Trevor mulai melangkah gusar menuju anggota timnya dan Zachary langsung berlari ke area bar untuk sembunyi di balik Kane.
“Ada alasan kamu menggunakanku sebagai tameng?” Tanya Kane.
“Ya,” seru Zachary. “Beri waktu sebentar dan aku akan memikirkannya.”
Kane menyeringai, “Beri waktu sebentar dan aku akan pulang cukup untuk menemukan Doc Martin milikku.”
Zachary melompat mundur menjauh dari Kane dengan kedua tangan terangkat. “Whoa tahan, aku straight.”
“Zachary!” teriak Trevor.
“Oke, oke,” ujar Zachary dan mengambil ponselnya. “Geez, dikelilingi oleh orang yang tidak punya selera humor… Angelica akan menyukai mereka.”

Bab 4
Kane bersandar pada palang beberapa kaki di belakang Michael dan memandangi kota bertanya-tanya dimana Misery bersembunyi atau jika dia masih berada di dalam kota. Ada dunia berbeda di luar sana untuk diterornya, namun karma sungguh menyebalkan dan begitu juga instingnya yang memberitahunya bahwa dia belum pergi terlalu jauh.
Dia membuat sebuah wajah membayangkannya berjalan di tepian mayat membusuk lalu merasa tercekik membayangkan seorang gadis kecil dan memutuskan kalau tidak terlalu menyeramkan. Selama berabad-abad dia telah melihat momen ketika vampir dewasa berubah menjadi anak-anak.
Apa yang tidak dipelajari kebanyakan dari mereka adalah anak-anak seringkali lebih kejam dibandingkan ‘orang tua’ dewasa dan mereka berakhir dengan dibunuh oleh tangan orang dewasa atau anak-anak membunuh orang yang mengubah mereka. Dia harus mengakui bahwa wanita yang menulis buku tentang vampir memiliki gambaran yang sesuai.
Dia berharap siapapun ahli iblis yang disebutkan oleh Trevor tahu apa yang dilakukannya … namun dia meragukannya.
Ingatan tentang iblislah yang membuatnya merawat Michael… dan itu yang membuatnya berhenti membuntuti Tabatha sekarang setelah dia kembali ke kota. Butuh tekad yang sangat besar untuk tidak melakukannya. Hanya dengan berada di ruangan yang sama dengannya sudah menyakitkan … rasa sakit yang dia tahu tidak bisa ditahan lebih lama jika mereka tetap diam. Matanya kembali ke temannya dan dia bersandar kuat pada palang.
Dia harus mengakui jika kamu ingin sendirian dan tetap dikelilingi oleh manusia, maka atap gereja terbesar kota menjadi tempat yang menarik untuk melakukannya.
Cukup aneh, dia tahu Michael tidak datang kemari untuk keheningan dan kedamaian. Ini adalah tempat untuk khawatir dan merenung. Tidak peduli jika mereka keluar ke tempat terbuka karena Kane memiliki perasaan bahwa jika Misery ingin menemukan mereka, maka tembok tidak akan menyelamatkan mereka. Dia tidak pernah bersembunyi dari musuh sebelumnya dan dia tidak akan memulainya sekarang. Jelas sekali, Michael merasakan hal yang sama.
Dia menyeringai saat sebuah pikiran ganjil memasuki benaknya. Segera setelah dia menemui Dean lagi, dia akan meminta sesuatu kepada malaikat jatuh itu. Dia ingin bantuan sayap berguna itu untuk menghadapi apapun yang telah dimantrai oleh Dean terhadap bulu di katakombe. Si sialan itu tidak menyukainya. Dia meletakkan telapak tangannya di bahu mengingat kembali semua kilatan hilang yang entah bagaimana muncul kembali ketika dia melupakannya. Michael pasti telah memberi tahunya bahwa Dean telah menyembuhkannya.
Kane tidak bisa mengingat banyak dari momen tersebut setelah tertimbun. Dia ingat mendengar suara Michael memanggilnya dari kegelapan namun tidak lebih dari itu. Hal berikut yang diingatnya adalah terbangun di gereja penuh dengan orang dan Michael menutupinya seperti induk ayam.
Wajah Tabatha berkelabat melalui mata pikirannya. Dia telah menghabiskan beberapa jam terakhir mencoba untuk tidak memikirkan tentangnya, namun kebanyakan dari beberapa jam tersebut dia tidak mendengarkan diri sendiri.
Michael bisa merasakan kehadiran Kane entah di mana di baliknya namun alih-alih terganggu akan gangguan tak diinginkan, dia merasa tenang akan pemantauan temannya. Paling tidak jika Kane khawatir terhadapnya, maka dia bebas dari rasa ketakutan. Lagipula, dia menyayangi Kane seperti seorang kakak … kata kakak menggema di dalam benaknya saat pikirannya menggelap dan bergerak menuju Damon. Bagaimana bisa seorang saudara sejati bisa saling salah?
Mencoba untuk mengosongkan pikirannya dari memori yang mengganggu, Michael berbaring dan membiarkan kelelahan menguasainya. Dia tahu kalau aman untuk tertidur … Kane sedang mengawasinya.
Kane penasaran akan bisikan dalam benak Michael. Dia tidak tahu kalau Michael susah untuk tertidur. Apa temannya merasa begitu terancam hingga takut menutup matanya? Dia tahu kurang tidur perlahan membuatmu gila … namun, dia juga tahu secara tidak mengenakkan kalau terlalu banyak tidur jauh lebih merusak.
Dia melihat sepanjang jalan di bangunan tempat Michael tinggal yang terletak di antara bangunan lainnya. Dari tampilan kamar bundar di bagian atas, itu menggunakan desain Victoria. Dia setuju untuk pindah dengan Michael namun tampaknya sekarang dia harus bicara dengan Michael tentang pindah sendiri alih-alih tidur di atap sepanjang jalan.
Dia menaikkan alis ke teman anehnya. Rumahnya memiliki setiap kenyamanan modern yang bisa dipikirkan oleh orang setua mereka, termasuk, termasuk bangsal untuk mengamankan diri dari para iblis, jadi mengapa tiba-tiba memerlukan udara segar yang baunya seperti hujan?
Dia tahu Michael masih merasa bersalah karena tidak ada ketika dia membuat dirinya terkubur. Walaupun Kane telah mencoba untuk berusaha berfikir jernih, dia tetap tidak memberitahu Michael bahwa jika dia mencoba, dia bisa membaca pikirannya. Itu hanyalah sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh teman … lagipula, dia punya perasaan kalau hanya dia yang memiliki kekuatan itu.
Meninggalkannya bukanlah apa yang dipikirkan oleh Michael malam ini… itu alasan dia meninggalkan negara ini yang menarik perhatiannya … Damon, kakak Michael. Kane belum pernah melihat Damon sejak kesadarannya kembali … apa yang tertinggal dari mereka, namun memori yang dimilikinya cukup baik. Damon memiliki garis liar yang sangat lebar dan mereka berdua telah memberikan Michael banyak kepusingan mencoba untuk mengimbanginya.
Kane menoleh ke bawah dan menyadari Michael memainkan cincinnya dan memikirkan Damon. Tidak butuh waktu lama sebelum tidur mengambil alih Michael dan dan mimpi tegasnya dimulai. Semakin lama mimpi itu terjadi, semakin Kane mempelajari apa yang disembunyikan oleh Michael. Dia menutup matanya, menghalangi pandangan kota dan benar-benar berkonsentrasi untuk pertama kalinya akan rasa sakit orang lain.
Dia terkejut mendapatkan dirinya tidak hanya mendengarkan mimpi, namun juga menangkap kilas balik visual dari empat puluh tahun yang lalu. Dia melihat itu semua terkuak dari sudut pandang orang luar seolah sedang memainkan sebuah film tragis.
Michael memiliki dorongan untuk melihat Damon untuk pertama kalinya selama lebih dari seabad. Ketika dia menemukan kakaknya, semua terlihat baik. Damon telah menjalani kehidupan sosialnya di London dan Michael ikut dengannya untuk sementara waktu. Mereka bersenang-senang hingga akhirnya mereka bertemu seorang perempuan … Katie.
Hampir semua bujangan diundang ke pesta ulang tahunnya yang ke-18 termasuk adik-adik mereka. Dia benar-benar menjadi primadona. Apa yang tadinya dimulai sebagai kompetisi bersaudara berubah menjadi permainan api cemburu berbahaya. Apapun terkait mereka berubah menjadi kompetisi. Mereka menghabiskan berminggu-minggu dalam perang dingin untuk mendapatkan perhatiannya.
Damon telah memberitahunya untuk pergi … untuk kembali melintasi lautan namun Michael tidak bisa melakukannya. Dia tidak akan membiarkan Damon menang dengan menyingkirkannya. Seiring panasnya persaingan antar saudara, mereka berkelahi satu sama lain memperebutkan gadis yang sama. Bukannya dia adalah pasangan jiwa atau hal lain meskipun mereka berdua telah terpesona dengannya. Tampaknya telah menjadi takdir bahwa Katie memiliki masalah yang sama … dia adalah malaikat jatuh bagi keduanya dan tidak bisa memilih.
Yang lebih rumit lagi tentang cinta segitiga adalah bahwa Katie mengira dua bersaudara itu sebagai manusia … mereka tidak pernah memberinya alasan untuk memikirkan hal lain.
Mereka telah mengajak Katie pergi berdansa namun itu telah menjadi kesalahan fatal. Tegangan di antara mereka terlalu tinggi. Hanya setelah sejam kemudian berdansa, kedua bersaudara akhirnya mulai meledak. Mereka tidak menyadari seberapa banyak mereka telah kehilangan kendali hingga warna mata mereka berubah saat mereka saling mencekik dan kaki mulai melayang.
Mereka bahkan tidak melihat gadis itu kabur. Michael dan Damon telah melepas amarah mereka ketika mendengar bunyi decit ban dan gemerincing logam di luar aula dansa. Saat mereka menghampirinya … dia telah terbunuh.
Ketika Damon berlari hendak meraihnya dengan niat menghidupkannya kembali menggunakan darah vampirnya, Michael menghentikannya karena kerumunan telah berkumpul. Damon akhirnya berbalik badan menghadapinya, menyalahkan Michael karena tidak pergi ketika diminta.
Mereka berkelahi seperti itu selama berbulan-bulan … melakukan genjatan senjata untuk sesaat namun dengan perasaan itu selalu mengarah ke perkelahian lainnya. Michael tahu Damon semakin tenggelam dalam kegelapan dan bahwa Damon ingin membunuhnya. Jika dia mencoba, maka Michael akan membela dirinya dan salah satu dari mereka akan mati.
Itu saat Michael melakukan sesuatu yang dia sendiri bersumpah tidak akan melakukannya … dia mendatangi Syn. Syn adalah vampir pertama. Dia tertidur dan tidak bangun selama berabad-abad namun Syn tidak mati karena dia tidak bisa mati … paling tidak itu yang diketahui oleh orang-orang. Mereka tidak yakin mengapa dia memilih untuk tidur selama berabad-abad, namun tampaknya Syn sedang menunggu sesuatu yang belum terjadi.
Michael berjalan di sekitar patung yang menandakan tempat istirahat Syn di dalam makam. Dia tahu Syn berada jauh di bawahnya. Dia berbicara ke kuburan kosong, mendengar ucapannya bergema di sekitarnya … terkadang dalam bisikan dan terkadang dalam jeritan.
Berkelahi dengan Damon membuatnya gila, dia tidak bermaksud itu berjalan hingga sejauh ini. Dia bahkan tidak yakin apakah di antara mereka benar-benar mencintai gadis tersebut. Dia merasa hatinya terbelah karena rasa sakit yang dibuatnya terhadap adiknya … dan Katie. Dia tidak tahu jika Syn mendengarkan, namun itu cukup untuk paling tidak menceritakan kebenaran ke orang lain.
Mata patung bergerak menyaksikannya. Bentuknya sama seperti mata Syn namun tanpa warna. Lilin-lilin yang menyala di sekitarnya berkilauan dan redup lalu berkobar saat patung bergerak. Kalimat bisikan melayang dalam bahasa yang telah lama terlupakan.
Keheningan yang mengikuti seperti guntur yang menenangkan dan Michael tahu Syn telah melupakannya bahkan jika Damon belum. Dia menggosok telapak tangan ke lengannya mencoba untuk mengusir rasa dingin. Syn adalah seorang penyihir dan Michael bertanya-tanya mantra apa yang merangkak merasuki dirinya.
Dia bangkit dan keluar dari katakombe dan memasuki makam hanya untuk menemukan Damon berdiri di sana menunggunya. Sekali lagi, suara lembut yang menunjukkan emosi saling dilontarkan namun tidak butuh waktu lama hingga keduanya memanas. Michael hanya ingin in semua berakhir … ingin merangkul adiknya dan memulai kembali.
Damon telah mengambil bagian awal dari pernyataannya dan, sebelum Michael bisa menghentikannya, mengeluarkan tombak kayu dari dalam jaketnya. Michael merasakan batang kayu menembus jantungnya dan dia jatuh berlutut. Melihat ke arah Damon, dia membuka mulutnya mengatakan sesuatu namun yang terjadi hanyalah suara seperti berkumur.
Michael jatuh di sampingnya, merasakan darah terhenti dalam pembuluhnya dan berubah menjadi abu saat pandangannya mulai menggelap.
Dengan air mata di matanya, Damon pergi menjauh menyadari dia sekarang terkutuk. Suara Syn mulai menggema dalam pikirannya dan membuat dirinya berteriak. Dia memegang kepalanya dan mencoba menghentikan suara tersebut namun kamu tidak bisa membungkam Syn.
Pada saat itu semua di dalam Michael hidup kembali dengan sebuah dendam. Perasaan sakit mengerikan dalam dadanya masih membunuhnya, dia meraih dan mencabut kayu dari jantungnya. Sakitnya sama seperti saat itu ditusuk.
“Damon!” jerit Michael saat dia berusaha berdiri dan mencari adiknya. Setiap rasa sakit itu layak untuk melihat wajah Damon ketika dia menyadari Michael masih hidup.
Michael membiarkan tongkat berdarah itu melorot dari lengannya dan dalam gerakan cepat, dia menusuk Damon. “Rasakan ini saudaraku!” teriaknya seraya membalas perlakuannya. Itu membuat sebagian dalam dirinya mati namun ini harus berakhir entah bagaimana caranya.
Ketika Damon hidup kembali, Michael terduduk di tanah mencoba menarik nafas. Michael mengerti apa yang telah dilakukan Syn … apa kalimat yang diucapkan dalam katakombe tersebut. Iiu adalah mantra yang hanya bisa dilafalkan oleh Syn sendiri dan itu membuat Michael dan Damon tidak mungkin saling bunuh … mungkin juga membuatnya tidak bisa mati sama sekali. Oh, mereka bisa saling bunuh … namun hanya menyebabkan luka saja.
Mereka telah mati beberapa kali setelah malam itu, selalu di tangan lawannya. Michael akhirnya menyerah dan pulang, membiarkan saudaranya tertinggal. Dia tahu itu sia-sia untuk meraih saudaranya dan walaupun hatinya menjerit mereka belum kalah sama sekali, Michael tetap tidak yakin.
Kane bungkam saat Michael terbangun dari mimpi buruknya. Dia berkedip penasaran apakah terlalu dalam masuk ke dalam pikiran Michael telah menyebabkannya bisa meningat dengan sangat jelas. Jika demikian… maka dia sangat menyesal karena telah membangunkannya. Dia menghilang sebelum Michael menoleh ke arah palang tepat sebelum matahari terbit.

*****

Alicia memakai lebih banyak lipstik mencoba menghilangkan wajah polos yang memandanginya dari balik cermin. Dia marah, bukan pada Kane karena mencuri buku mantra darinya … lagipula, itu buku milik Kane. Namun dia marah pada setiap orang lain karena mereka memperlakukannya seperti bayi. Dia tinggal di kelab malam.
Dia mungkin berada jauh di sekolah asrama namun itu bukan kamar bayi. Dia juga seorang singa gunung dan sangat mampu menjaga dirinya sendiri. Karena aturan ketat dan pengawasan dari para guru, Alicia telah menguasai seni menyelinap untuk mencari kebebasannya. Sisi hewannya tidak pernah menyukai berada di kandang.
Sekarang setelah dia di rumah dan keluarganya memerlukan perlindungan, tidak adil jika semua orang bersatu dan meninggalkannya. Jika Micah ada di sini, dia akan mengerti kebutuhannya dan seberapa pun melindungi dia, dia tidak akan pernah mencoba untuk mengambil kebebasannya. Itulah sesuatu yang dia hargai dari diri Kane… dia membawa dirinya hari ini seolah mengerti apa yang akan dialaminya.
Namun ada masalah yang lebih besar. Micah menghilang dan dia pasti akan menemukannya jika harus membawa setiap makhluk paranormal di kota untuk melakukannya… dimulai dengan vampir dan para manusia serigala.
Dia mengerutkan dari kepada dirinya sendiri di cermin mengetahui dia telah mengacaukan segalanya karena mencoba menggunakan mantra di pemakaman. Hingga pada titik itu, dia tidak menyadari ada dua jenis vampir yang berbeda.
Selama kunjungan singkatnya dia tidak pernah bertemu Michael, atau vampir manapun juga, dan satu-satunya yang sering mengunjunginya ke sekolah adalah Micah. Dia terbiasa datang ke sekolah dan mengajaknya keluar saat akhir pekan atau hari libur. Itulah saat ketika mereka masuk ke dalam hutan dimana dia mengajarinya cara bertarung dengan dan tanpa senjata.
Ketika mereka tidak sedang berlatih, mereka akan berubah wujud dan berlari, meniktmati kebebasan. Karena Micah, dia lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih tangguh daripada perubah bentuk wanita lainnya. Micah selalu menjadi pahlawannya dan dia satu-satunya dalam keluarga yang tidak berfikir kalau menjadi wanita adalah kelemahan.
Dia masih ingat pertama kalinya Micah membawanya keluar dari sekolah selama akhir pekan. Mereka pergi memasukik hutan dan berkemah sebelum Micah memberitahunya bahwa mereka akan berlari. Alicia tidak pernah memiliki kesempatan sebelumnya dan dia begitu bersemangat hingga ketika dia berubah wujud, dia berlari dalam kecepatan penuh dan melakukan tiga putaran penuh di sekitar perkemahan.
Ketika dia berhenti, dia melihat Micah yang memegangi pinggangnya dan tertawa. Pada awalnya dia mengira Micah menertawakannya namun ternyata dia menertawakan betapa bodohnya anggota keluarga yang lain. Tidak satu pun dari mereka yang menggunakan waktu untuk mengajarinya tentang warisan singa gunung, juga mengijinkannya untuk berlari sepuasnya. Hanya dengan melihatnya menunjukkan kebebasan memberikan kesan seekor anak kucing yang pergi keluar rumah untuk pertama kalinya.
Dia tumbuh dengan pikiran bahwa semua vampir adalah para monster karena itulah yang diajarkan oleh Nathaniel kepada anak-anaknya. Nathaniel salah selama ini. Jika Kane tidak membebaskannya dari kuburan ayahnya yang dikutuk, maka dia pasti akan terbunuh di malam itu.
Dia bersyukur Kane ada di sana untuk menolongnya namun dia tidak akan berhenti mencari kakak kesayangannya. Dia akan lebih berhati-hati kali ini. Dia juga berterima kasih kepada Kane untuk satu hal lain … karena dia Michael menciumnya. Dia bertanya-tanya apakah Michael hanya melihat seorang anak kecil ketika menatapnya. Terkadang dia meragukannya. Dia tersenyum kepada dirinya sendiri di cermin. Itu sebuah ciuman yang sangat dahsyat.
Dia berputar di depan cermin memastikan tidak tampak seperti anak kecil yang mereka perlakukan. Rok kulit hitam memiliki resleting dari keliman di tengah paha ke atas dan dia sengaja tidak mengancingkannya di bagian separuh atas. Kemeja hitam dibuat dari bahan ringan dengan kemeja perut sutra mini di bagian bawahnya.
Dia menyelipkan kembali beberapa untaian rambut pirang yang keluar dari wig Cleopatra yang ditemukannya dalam peti kostum Halloween yang disimpan di loteng. Bahkan dia harus mengakui kalau pakaian licin ini membuatnya tampak seksi.
Dia bertaruh bahwa jika Quinn atau siapa pun yang dia tahu melihatnya sekarang, mereka tidak akan menyadari bahwa itu adalah dirinya. Quinn sangat sibuk mengejar Kat dan mencoba untuk bertindak seakan dia tidak memperhatikan Alicia sama sekali. Sekarang setelah dia dan Kat bersama … dia mulai mengalihkan seluruh perhatian pada pasangannya. Yang dilakukannya adalah menunjuk penjaga perubah wujud untuk Alicia dan memerintahkannya untuk bersembunyi hingga mereka memutuskan apakah sudah aman baginya untuk keluar.
Para pengawalnya sangat bodoh, cuma mengandalkan otot. Tidak butuh waktu lama untuk mengecoh mereka dan kabur dari penjara kecil ini. Dia akan mencari Micah malam ini dengan atau tanpa persetujuan mereka.
Quinn memberitahunya bahwa Micah telah meninggalkan mereka sesuai keinginannya dan tahu jalan kembali jika dia ingin pulang, namun dia tahu fakta bahwa Micah tidak akan pergi … paling tidak tidak tanpa membawanya. Micah berada dalam masalah … dia bisa merasakannya. Alicia menegakkan bahu dan dagunya menolak hal itu.
Dengan tubuh berpakaian terbuka, semoga dia tampak seperti pelacur bagi para manusia serigala yang ingin menculiknya atau makan malam bagi beberapa vampir. Dia yakin jika dia bisa melawan entah satu lawan satu, maka dia bisa memaksanya berbicara sebelum membunuhnya.
Dia telah cukup mencari tahu untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan dia tidak menyalahkan Kane sama sekali. Selama vampir bukan Michael atau Kane, maka itu bisa dibunuh. Sedangkan untuk para manusia serigala… jika mereka melakukan perdagangan budak atau menjaga Micah maka mereka tidak lebih baik dari vampir tanpa jiwa.
Dia mengalungkan kristal kecil berbentuk hati di lehernya. Itu lebih dari sekedar pernak-pernik biasa. Dia telah mempelajari sihir selama yang bisa diingatnya dan kristal ini akan membuatnya mustahil untuk diperbudak oleh vampir… bahkan oleh vampir yang kuat sekalipun seperti Kane atau Michael. Dan dia juga mengingat beberapa mantra sederhana dari Kane yang diambil darinya.
Malam ini dia akan mencari tahu seperti apa rasanya menjadi bagian dari keluarga ini… dia akan bertarung dalam perang ini entah para saudaranya dan jaguar menyukainya atau tidak.

*****

Damon bersandar pada kursi empuk dan memandangi perapian dengan api yang bersatu dengan bayangan yang dipancarkannya di dalam wadah bata. Mengangkat segelas anggur, dia memperhatikannya berputar dan merasakan ketenangan mendalam. Dia bisa mendengar Syn berbisik kembali kepadanya.
Saat gelas pecah menghantam tembok dia menekan jarinya ke pelipis kiri mengetahui dia telah membangunkan camilan tengah malamnya.
Wanita pirang terduduk di ranjang sebelah kirinya dan merengut menyadari kalau dia sendirian di ranjang. Keluar dari selimut, dia merangkak perlahan mendekatinya dalam gerakan sensual namun Damon tidak memberinya waktu untuk berpikir kalau itu akan berhasil. Lebih cepat dari yang bisa diikuti mata manusiat, Damon sudah ada di samping ranjang dan mencekik tenggorokannya.
Itu tidak dimaksudkan untuk merusak kecantikan atau melukainya, hanya untuk membuatnya tetap diam sementara pupil matanya melebar dan dia menempatkan wanita itu sepenuhnya dalam kekuasaannya. Hingga pada titik ini, dia tidak perlu melakukan itu. Wanita itu telah dengan sukarela menjadi partnernya namun sekarang waktunya untuk mengakhiri persahabatan mereka yang indah. Dia perlahan membuka mulutnya dan menunjukkan taring yang tajam. Dia tidak tahu mengapa dia melakukan itu, perempuan selalu bertindak sama.
Matanya melebar ketakutan dan dia segera memuntahkan jeritan ketakutan yang keluar dari pikirannya yang meredup. Gadis fana tidak berguna … persis seperti Katie. Dia masih bisa mendengar bunyi derak logam dan itu membuat moodnya jelek.
“Aku akan melakukan sesuatu untukmu gadis kecil.” Salah satu sudut bibirnya terangkat menunjukkan senyum sarkas, “Kamu datang ke LA ingin menjadi model, namun kota ini penuh dengan gadis kecil lainnya yang menginginkan hal yang sama sehingga inilah yang akan kamu lakukan. Percayalah … ini yang terbaik.”
Dia menariknya mendekat dan menatap lekat matanya. “Kamu benci berada di sini. Kamu benci LA dan ingin kembali ke kota kecil tempat asalmu merangkak. Jika kamu tetap di sini, para monster akan menggunakanmu seperti yang kulakukan. Pulanglah dan temukan lelaki yang kamu lukai hatinya ketika berpisah dan mohon ampun kepadanya karena tidak seorangpun yang menginginkanmu berada di sini.”
Dia melepaskan lehernya dan melihatnya menitikkan air mata saat terhempas ke ranjang. Dia sedang tidak ingin mendengar tangisannya. “Kamu perlu pergi… sekarang.” Dia memunggunginya dan melangkah melewati ruangan untuk memandang keluar jendela. Sejauh yang diketahuinya dia telah berbuat baik hari ini. Kota ini sendiri berantakan.
Di luar sudut pandangannya dia melihat beberapa vampir muda melayang-layang di sudut bangunan dan masuk ke gang. Dia penasaran dari mana datangnya semua makhluk tanpa jiwa tersebut karena LA tampak diserbu oleh mereka.
Dia lupa sama sekali dengan girl di ranjangnya hingga dia mendengar pintu menuju penthouse terbanting… yeah, dia telah melakukan sesuatu untuknya. Gadis itu beruntung dia yang menemukannya alih-alih para monster yang merayap di jalanan LA saat ini … dan dia tidak hanya membicarakan hal paranormal. Dia membuka pintu balkon dan melangkah keluar menghirup udara malam dalam-dalam.
Dia pergi mengitari lembah kota yang sunyi ketika dia mulai merasakan Syn berputar dalam kuburannya. Karena begitu dekat dengan vampir, dia sebenarnya merasakan kebangkitan Syn selama berbulan-bulan dan dia tidak ingin berdiam diri untuk reuni. Syn memiliki sedikit toleransi bagi para tak berjiwa dan sekarang Damon cukup sadar kalau jiwanya lemah. Dia memiliki kilas balik mengenai seperti apa jiwa Kane di gereja dan bertanya-tanya jika jiwanya sendiri sangat buruk.
Dia telah melihat Michael dari jarak jauh beberapa kali sejak datang ke LA dan itu membuatnya marah karena jiwa Michael begitu kuat hingga bisa dilihat dari auranya. Dia telah melihat jiwa Michael di gereja ketika malaikat jatuh menangkap tangan Michael. Michael bahagia di sini dan dikelilingi oleh teman-temannya sementara Damon mengelilingi dirinya sendiri dengan teman-teman cuaca cerah dan cinta satu malam tidak berguna.
Waktunya bagi Damon untuk mengubur kapak … jika dia bisa hanya tetap menguburnya jauh ke dalam punggung Michael. Dia tidak akan repot-repot namun sekarang setelah Syn bangkit sepenuhnya, dia harus bermain dengan aturan … Sesuatu yang tidak pernah menjadi keunggulannya bahkan dalam perang sebelumnya antara dirinya dan Michael. Damon telah merasakan kekecewaan Syn ketika dia berubah melalui memorinya.
Hanya ada satu hal yang ditakuti Damon di dunia ini … Syn. Syn adalah sebuah enigma bahkan untuk paranormal. Jadi disinilah dia, siap untuk memaafkan Michael hanya untuk menjauhkan Syn dari kepalanya. Menerima perintah pun tidak pernah menjadi keunggulannya.
“Gunakan kemarahan dengan menunggangi kota jahat kakakmu sebelum kamu menjadi salah satu dari mereka,” suara Syn berbisik memperingatkan di seluruh jiwanya, membuat Damon menggertakkan giginya.
“Aku tahu, cintai saudaramu dan lindungi yang tidak bersalah. Aku mengerti.” Damon melompati batang pembatas ingin membunuh sesuatu. Mencium sihir dan darah, dia melompat dari ketinggian menuju jalanan di bawahnya.

Конец ознакомительного фрагмента.
Текст предоставлен ООО «ЛитРес».
Прочитайте эту книгу целиком, купив полную легальную версию (https://www.litres.ru/pages/biblio_book/?art=66501162) на ЛитРес.
Безопасно оплатить книгу можно банковской картой Visa, MasterCard, Maestro, со счета мобильного телефона, с платежного терминала, в салоне МТС или Связной, через PayPal, WebMoney, Яндекс.Деньги, QIWI Кошелек, бонусными картами или другим удобным Вам способом.
Hal-Hal Berbahaya (Ikatan Darah Buku 3) Amy Blankenship
Hal-Hal Berbahaya (Ikatan Darah Buku 3)

Amy Blankenship

Тип: электронная книга

Жанр: Ужасы

Язык: на индонезомском языке

Издательство: TEKTIME S.R.L.S. UNIPERSONALE

Дата публикации: 16.04.2024

Отзывы: Пока нет Добавить отзыв

О книге: Hal-Hal Berbahaya (Ikatan Darah Buku 3), электронная книга автора Amy Blankenship на индонезомском языке, в жанре ужасы

  • Добавить отзыв